Kata "Kristen" sendiri menjadi kata baku pada tahun 60 Masehi. Kata tersebut digunakan oleh Herodes untuk menyindir Paulus. Namun Petrus berkata pada mereka yang percaya yang tinggal di Asia kecil supaya jangan malu mendapat sebutan Kristen. Jangan takut untuk menderita karena ejekan tersebut. Dan pada masa itu, Kaisar Nero memberikan tuduhan-tuduhan pada masyarakat yang menyebut dirinya sebagai Kristen.
Pada saat ini, kata Kristen merupakan identitas untuk membedakan Kristen dengan agama lain, yaitu nama yang berpusat kepada Pribadi Kristus.
Penutup
Dus, jelas sudah perbedaan itu. Jadi pemakaian kata Kristen dan Nasrani punya akar sejarah dan makna yang berbeda. Mempersamakan dua istilah, tentu punya konsekuensi nalar yang berbeda. Entah ini karena si penulis bingung dengan penamaan dan pemaknaannya, atau ada alasan yang lain....?
Umat Kristiani bukanlah sama, sejenis, identik dengan kaum Nashara (Nasrani) yang heretik (bidat/bidah). Masa kini, tidak perlu dan tiada untung hidup bersama dalam nuansa iklim polemik. Pergunakan istilah yang tidak bias, tepat dan tidak bermasalah secara etis, historis dan teologis.
Salam damai dalam kebhinnekaan....
Â
Hendra Setiawan
22-11-2020
Sumber tulisan:
Google berita, wikipedia, sarapanpagi.com, tuhanyesus.org, geotimes.co.id
*) Selamat hari Minggu semua. Tetaplah bersyukur dan bahagia.... :)