Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Lain Sidang APEC 1994 di Bogor

13 September 2012   00:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33 3288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13474943771945267380

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahunan APEC 2012, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru saja usai di Vladivostok, Rusia bagian timur, di tepi Lautan Teduh.  KTT selanjutnya pada tahun 2013 akan diselenggarakan di Bali, kesempatan kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah Bogor pada tahun 1994. Saya mencoba menggali ingatan saat KTT APEC 1994 berlangsung di negara kita, peristiwa ini menjadi perhatian para pebisnis karena keputusan sidang APEC akan mengglobal se Asia Pasifik, sebuah kekuatan ekonomi dunia yang tak kalah penting dibanding Masyarakat Eropa.  Yang saya gali bukan hal teknis ekonomis tapi beberapa sisi lain yang manusiawi. [caption id="attachment_212074" align="aligncenter" width="597" caption="KTT APEC Nov 1994 di Bogor (http://www.google.co.id/logos/2012/clara_schuman-2012-sr.png)"][/caption] Bill Clinton dan Mahathir Mohammad Pakai Baju Batik KTT APEC 1994 diadakan di Bogor, Jawa Barat.  Bagi yang memperhatikan saat KTT APEC diselenggarakan di Bogor mungkin ingat saat para Kepala Negara, Presiden, Perdana Menteri  peserta sidang APEC berpose bersama di Istana Bogor mengenakan kemeja batik lengan panjang.  Tentu bahan batiknya kualitas istimewa, yang mengenakannya terlihat bangga, dua orang diantaranya Bill Clinton, Presiden Amerika Serikat dan Mahathir Mohammad, Perdana Menteri Malaysia. Bill Clinton saya tulis karena ia Presiden Amerika Serikat yang populer, mengingatkan orang pada almarhum Presiden John F. Kennedy.  Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad dikenal sengit menentang liberalisasi ekonomi dunia, dalam sejarah APEC mungkin ia hanya sekali menghadiri konferensi atau sidang APEC, yaitu yang diadakan di Bogor.  Mengapa ia hadir?  Percaya atau tidak Mahathir Mohammad hadir karena ia menghargai Presiden Suharto dan Indonesia  sebagai tuan rumah KTT APEC 1994. Kendaraan Mewah Untuk Pimpinan Delegasi Setiap Presiden, Perdana Menteri, Kepala Negara peserta KTT APEC,  saat itu disediakan sedan mewah buatan mancanegara, terutama Eropa dan Jepang. Penyediaan kendaraan mewah bagi pimpinan delegasi KTT internasional di Indonesia, dimulai pada KTT Non Blok 1992 di Jakarta. Pemerintahan Presiden Suharto  menyediakan kemdaraan mewah berupa sedan atau van untuk digunakan selama konferensi berlangsung, sebut saja Mercy 300 SEL, Volvo 960, Nissan President, Nissan Patrol, Nissan Cedric dan VW Caravelle. Siapa penyedia kendaraan mewah tersebut? Sekretariat Negara menunjuk sebuah perusahaan yang sangat dekat dengan ring satu Presiden untuk mendatangkannya dari luar negeri.  Dikemanakan sedan-sedan mewah tersebut setelah konferensi usai?  Ya dilelang oleh Sekretariat Negara.  Maka berkeliaranlah sedan dan kendaraan mewah, terutama di Jakarta.  Ada pebisnis yang diuntungkan tentunya. APEC Itu Apa? APEC itu apa dan apa maknanya konferensi APEC bagi hidup kita sehari-hari.  Demikian tugas yang diberikan CEO di tempat kerja kepada saya.  APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik.  Yang dimaksud negara-negara APEC  adalah negara-negara yang punya pantai di Samudera Pasifik atau yang berdekatan dengan Samudera Pasifik.  Sampai saat ini ada 21 negara Asia Pasifik yang menjadi anggota APEC, belakangan China keberatan dengan sebutan negara, lebih menyukai sebutan kelompok ekonomi karena Hongkong dan Taiwan buka negara menurut China.. Setelah membaca koran setiap hari sebelum dan selama Sidang APEC 1994 berlangsung, saya presentasikan pemahaman saya bahwa tak lama lagi perekonomian Indonesia dan negara-negara APEC akan terbuka bagi sesama anggota, perekonomian dan perdagangan Asia Pasifik akan terintegrasi.  Kita harus siap-siap menghadapi serbuan produk luar negeri, relokasi pabrik dari luar negeri atau berpindahnya modal dari dalam negeri ke luar negeri, masuknya pekerja dari luar negeri dan sebaliknya, bahkan berdirinya Rumah Sakit milik modal asing di Indonesia.  Salah seorang manajer senior atasan saya saat itu berkata "Bener tuh di Serpong ada rumah sakit asing".  Kalau tak salah yang dimaksud RS Gleanegles.  Rumah sakit bernama asing  ini  sebelumnya sudah dikenal di Singapura.  Sedang pemiliknya saya sendiri sampai hari ini tak tahu, apakah benar orang asing, hanya suatu waktu tahun 1990-an saat berkunjung ke Singapura, teman kerja saya, warga negara Singapura berkata "Pemilik rumah sakit besar itu orang Indonesia". Yang lebih serius dari hasil sidang APEC di Bogor adalah dihasilkannya Deklarasi Bogor yang bertujuan untuk menurunkan bea cukai hingga nol dan lima persen di lingkungan Asia Pasifik untuk negara maju paling lambat tahun 2010 dan untuk negara berkembang selambat-lambatnya tahun 2020.  Ada kata-kata 'paling lambat' artinya bisa juga berlaku lebih cepat.  Pantas saja Mahathir Mohammad sengit benar pada liberalisasi ekonomi, kalau tak siap benar bagaimana nasib negara awak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun