[caption id="attachment_377578" align="aligncenter" width="600" caption="Kompasiana Blogshop "][/caption]
Setiap Orang Bisa Jadi Penulis Opini
Budiarto Shambazy di Kompasianival 2014, 22 November 2014, selama sekitar satu jam mengisi acara blogshop 'menjadi penulis opini'. Budi Shambazy telah 33 tahun berkarir sebagai wartawan, ia mengaku bukan jurnalis atau mungkin maksudnya tidak berpendidikan jurnalistik tapi jadi jurnalis yang generalis, bisa meliput apa saja, bisa menulis topik apa saja, mulai dari lima Piala Dunia Sepakbola yang ia liput sampai meliput pemilihan Presiden Amerika Serikat. Budi Shambazy lulusan jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia dan melanjutkan kuliah di University of Hawaii jurusan Political Science. Selain berkarir sebagai wartawan, Budiarto Shambazy mengajar Ilmu Politik di almamater pertamanya.
Penulis opini dianggap keahlian khusus yang memerlukan bakat, pengalaman empiris dan pengetahuan mendalam. Benarkah?
Tak ada bau-bau pendidikan jurnalistik bukan berarti tidak bisa menulis. Menurut Budi Shambazy, siapapun bisa menjadi penulis opini. Seorang penulis opini sebaiknya mempunyai pengalaman memadai sebagai reporter yang obyektif dan adil, juga mempunyai curiosity, keinginan ingin tahu. Budi Shambazy cerita pada kelas calon wartawan baru di Kompas asal usul calon wartawan beragam, ia sebut ada ahli sapi segala, maksudnya Sarjana Peternakan.
[caption id="attachment_377502" align="aligncenter" width="406" caption="Budiarto Shambazy, wartawan senior Kompas in action pada blogshop Kompasianival 2014 (Dok. Pribadi)"]

Untuk menjadi penulis yang baik, harus mempunyai kemampuan menulis dan berbahasa secara baik. Waktu menulis ingat 5W1H. Pelajari struktur opini penulis terkenal yang anda sukai. Budi menyarankan untuk menulis ulang struktur opini penulis beken sebagai cara untuk belajar, tulis ulang dengan tulisan tangan bukan menggunakan komputer menurut pengalamannya membantu mempercepat pemahaman atas keahlian menulis opini.
Penulis kolom biasanya mereka yang memiliki kapasitas dan pengalaman pada topik penulisannya. Budi Shambazy menyarankan agar menjadi penulis generalis saja daripada penulis spesialis. Menulis menurutnya juga tak lepas dari unsur craftmentship, kemahiran.
Penulis Opini Harus Obyektif, Siapkan Minimal Satu Solusi
Menulis opini langsung ke inti masalah, tidak terlalu panjang. Tulisan mengandung 500 kata sudah cukup banyak, bahkan dua -tiga screen yang mengandung 200 - 300 kata sudah cukup, bila terlalu panjang tidak dibaca pembaca. Siapkan minimal satu solusi ketika mengangkat sebuah isu, karena kritik tanpa memberi solusi tidak disukai pembaca.
Carilah topik yang menarik dan mengandung hal-hal baru untuk dikemukakan. Budi Shambazy memberi contoh hasil survey LSI terhadap kinerja Presiden Jokowi selama sebulan menghasilkan 41% responden puas dan 42% responden kecewa. Persentase ketidakpuasan sebesar 42% dapat diurai dan dipilih untuk dijadikan tema tulisan.