[caption id="attachment_213314" align="aligncenter" width="466" caption="Polisi Parepare demo, bawa senjata tajam (Sumber: Berita TVOne)"][/caption] Berita dari Parepare petang ini, 19 September 2012, sungguh unik. Rasanya baru pertama kali mendengar ratusan polisi menolak dipindah tugas ke tempat lain secara terang-terangan, bahkan dalam bentuk demo di halaman Markas Polres Parepare. Terlihat mereka berteriak-teriak dan sebagian diantaranya, luar biasa nekatnya, membawa senjata tajam. Sudah umum ketahui bagi seorang PNS ditempatkan di manapun harus menerima bila tugas menghendaki, apatah lagi seorang Polisi, yang kadar disiplinnya seharusnya lebih tinggi daripada PNS, mengapa menolak perintah tugas? Walaupun Kepolisian sudah terpisah dari TNI, dalam hal tertentu disiplin militer seharusnya masih melekat di tubuh Kepolisian. Sepintas 150 Polisi yang menolak dimutasi terlihat bersalah, menolak tugas negara, melawan atasan dan membawa senjata tajam. Kemungkinan ada masalah komunikasi dalam pemindahan 150 anggota Polisi Polres Pare-Pare ke tempat lain di Sulawesi Selatan, diantaranya disebutkan lokasi tugas barunya di Mamuju dan Tana Toraja. Perlu diteliti apa akar penyebab 150 polisi menolak tugas? Apakah komunikasi antara atasan bawahan berjalan lancar? Apakah benar keputusan yang diambil ada unsur diskriminasi? Seharusnya pihak berwenang Kepolisian Polres Parepare dan Polda Sulselbar secepatnya meneliti dan mengatasi kasus polisi berdemo menolak tugas, sebuah precedence yang tak elok bagi institusi pengaman negara.