Mohon tunggu...
Helma Chori Amartha
Helma Chori Amartha Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UNNES, Sastra Indonesia '17

Gemar membaca dan menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Loka Cerita

5 Desember 2020   18:15 Diperbarui: 5 Desember 2020   18:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       “Maaf teman-teman. Saya terlambat,” kata Loka dengan nada menyesal. Ia menyadari kesalahannya karena ia tiba tidak sesuai waktu yang ditentukan. Loka terlambat hampir 1 jam yang seharusnya janji temu pada pukul 07.00 tadi.

       “Iya, tidak apa-apa, Loka. Silakan langsung duduk saja,” jawab Bian disertai senyuman. Bian merupakan pendiri dari komunitas Loka Cerita. Penulis yang telah melahirkan banyak karya ini memiliki harapan dan cita-cita untuk meningkatkan literasi dan membuat orang menjadi gemar membaca. Dimulai dengan membuat komunitas kecil, ia yakin jika suatu saat keinginannya itu dapat terwujud.

       “Sudah dimulai dari tadi, ya kak?” tanya Loka pada Ria setelah ia memposisikan duduknya senyaman mungkin. Loka mengambil posisi duduk di sebelah kanan Ria.

       “Iya dari tadi, aku juga udah mengulas buku yang kubaca, Jejak Langkah karya Pramodya Ananta Toer. Ini sudah buku ketiga yang diulas,” jawab Ria yang merupakan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Ria sangat menyukai hal-hal berbau sastra hingga ia mengambil program studi Sastra Indonesia.

       Saat ini buku Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono tengah diulas oleh Galuh. Galuh merupakan murid SMA kelas 11 yang merupakan adik kelas dari Loka. Ia telah bergabung dengan komunitas ini sejak pertama kali komunitas ini ada bersama dengan Loka dan Ria.

       “Kalimat –kalimat yang ditulis seperti syair, terlalu indah dan bermakna. Lalu ada juga beberapa kalimat Jawa yang digunakan dalam novel ini,” Galuh sangat bersemangat dalam mengulas buku yang telah ia baca itu.

       “Hubungan mengenai asmara dan romantika yang berbeda latar belakang, suku dan keyakinan membuat cerita dalam novel ini menjadi begitu menarik. Alur ceritanya juga tidak mudah untuk ditebak. Alur yang dapat membuat pembacanya ikut terhanyut dalam cerita. Ini novel yang keren, saya rekomendasikan kalian untuk membacanya juga,” tutup Galuh setelah ia memaparkan penilaiannya mengenai salah satu buku karya Sapardi tersebut.

       “Bagus ulasannya, Luh, dan jangan lupakan puisinya yang juga fenomenal itu, Hujan Bulan Juni, puisi mengenai kerinduan,” Badai yang duduk berhadapan dengan Galuh memberikan komentarnya.

       “Iya, aku juga menyukai puisi itu,” jawab Galuh disertai senyuman.

       “Nah, sekarang giliran Loka ya,” Bian menunjuk Loka dan mempersilakannya untuk bercerita dan mengulas buku yang telah dibacanya.

       Loka lalu mengeluarkan buku bersampul merah yang memiliki judul Catatan Juang karya Fiersa Besari. “Saya akan mengulas salah satu buku keren karya Bung Fiersa, judulnya Catatan Juang,” Loka memulai ceritanya dengan semangat hingga semua mata dan telinga fokus tertuju padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun