Mohon tunggu...
Helfi Mutiara Safitri
Helfi Mutiara Safitri Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa

Mahasiswa FKUI angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Cell

21 Agustus 2019   04:28 Diperbarui: 21 Agustus 2019   04:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Isu Kedokteran

Stem Cell

Oleh: Helfi Mutiara Safitri

Dewasa ini banyak sekali teknologi kedokteran yang berkembang dengan pesat, seperti kloning dan tanaman transgenik. Salah perkembangan teknologi ini adalah teknologi stem cell. Stem cell sendiri adalah sel induk dari tubuh manusia yang belum terdiferensiasi, sehingga masih bisa berkembang mengikuti sel yang ada di sekitarnya(1). Stem cell biasa digunakan untuk meregenerasi sel sel tubuh yang rusak. Stem cell bisa didapatkan melalui 2 cara, yaitu melalui sel punca dewasa dan sel punca embrio. Cara mendapatkan sel punca dewasa dianggap lebih etis bagi sebagian orang karena bisa didapatkan tanpa mengorbankan makhluk hidup. Baru baru ini, stem cell embrio menjadi perdebatan dikarenakan cara mendapatkannya yang bisa dibilang cukup tidak manusiawi. Untuk mendapatkan stem cell embrio, kita harus menggunakan embrio bayi dan mengorbankannya. Mengorbankan makhluk hidup tentu saja merupakan hal yang tidak etis bagi seorang dokter atau peneliti. Beberapa negara masih memperdebatkan kelayakan metode stem cell ini. Negara Inggris misalnya. Inggris masih membolehkan stem cell digunakan untuk keperluan penelitian. Sedangkan untuk keperluan reproduksi dan terapi masih dianggap ilegal. Beberapa negara seperti Italia bahkan tidak membolehkan penggunaan stem cell untuk penggunaan apapun.

Untuk sekarang, pembuatan stem cell dengan partenogenetis tahap blastosis bisa dibilang sebagai salah satu sumber mendapatkan stem cell yang paling etis karena tidak diperoleh dari hasil pembuahan sel telur dan sperma. Untuk mendapatkan stem cell dewasa, yang harus dilakukan pertama kali adalah isolasi dan plurifikasi stem cell yang sudah diambil (2). Kedua, mendiferensiasikan stem cell tersebut. Ketiga, membuat sel itu menjadi universal agar bisa digunakan untuk semua sel di tubuh.

Dalam pengaplikasiannya, stem cell bisa digunakan untuk mengobati luka bakar (3) . Dr. Yefta Moenadjat, SpBP mengatakan bahwa saat ini sel punca untuk luka bakar sedang dalam tahap pengembangan. Ia juga mengatakan bahwa stem cell yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan stem cell dari sel dewasa, sehingga tidak menyalahi aturan keetisan. Dr Yefta melakukan penelitian di UPK Luka Bakar RSCM. Ia mengatakan, stem cell yang digunakan berasal dari sel yang telah diisolasi oleh Stem Cell and Cancer Institute. Sel sel ini disimpan dengan bentuk suspense dalam larutan PBS.

Tentu saja masih banyak pro dan kontra dalam penggunaan stem cell. Sel punca ini bentuknya masih bisa berubah menyesuaikan lingkungannya. Jika ia berdiferensiasi menjadi sel abnormal, maka ini tidak baik karena sel itu bisa menjadi sel kanker. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi agar kita bisa menggunakan stem cell sebagai alat terapi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit di kehidupan kita.

Referensi:

Ikatan Dokter Indonesia. Perkembangan Stem Cell di Indonesia. Juni 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun