Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Standar Kecantikan yang Tak Ramah Perempuan

24 April 2021   14:19 Diperbarui: 26 April 2021   13:00 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan yang berbeda warna kulitnya. (sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Mari kita beralih ke kriteria kecantikan lainnya, yakni berkulit putih. Cantik itu putih. Kalau kata anak sekarang bening.  Itu yang didengung-dengungkan oleh iklan pemutih wajah dan tubuh di media cetak maupun di media elektronik. 

Digambarkan seorang perempuan saat dirinya berkulit gelap tidak dilirik oleh laki-laki tampan. Namun, sejak menggunakan produk pemutih yang membuat kulitnya tampak lebih cerah, diapun menjadi percaya diri saat berinteraksi dengan teman-temannya. Bahkan para laki-laki terpesona dengan kecantikannya. 

Dunia laki-laki teralihkan saat memandang perempuan yang kulitnya cerah. Penggambaran iklan ini seolah-olah perempuan yang berkulit gelap kurang berharga di mata masyarakat, terutama oleh lawan jenis. 

Kita sering mendengar label yang diberikan pada orang yang berkulit gelap: kulit kusam, buluk, maaf, burik. Itu sebabnya banyak perempuan Indonesia malu berkulit gelap. 

Padahal untuk daerah tropis seperti Indonesia, kulit gelap karena produksi melanin justru melindungi kita dari paparan sinar matahari yang berintensitas tinggi.

Menggunakan pemutih kulit menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kulit putih. Banyak produk-produk pemutih kulit yang beredar mengandung merkuri yang dilarang oleh BPOM ataupun hidrokuinon yang dosis penggunaannya dibatasi. 

Batas aman kandungan hidrokuinon adalah sebesar 2% dan penggunaannya harus dalam pengawasan dokter. Merkuri dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan otak. 

Merkuri juga bersifat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Kandungan retinoic pada krim pemutih juga harus dibatasi. Kalau dipakai terlalu banyak, dapat menyebabkan wajah pucat, hiperpigmentasi yang menyebabkan munculnya bitnik hitam dan pada ibu hamil ada kemungkinan berpengaruh pada janin. 

Masalahnya krim pemutih banyak dijual bebas di market place, bahkan dengan harga yang murah. Dan jarang perempuan mengecek kandungan krim pemutih yang dipakainya.

Cara lain untuk menyiasati agar terlihat cantik adalah dengan penggunaan make-up atau riasan. Kita sering mendengar the power of make-up. Banyak perempuan yang merasa kurang lengkap jika tidak menggunakan riasan. Banyak perempuan yang mengenakan riasan yang tebal menor agar tampak putih ataupun lebih menarik. 

Bahkan anak-anak sekolah menengah sudah mulai menggunakan riasan. Menunggu perempuan selesai berdandan sering membuat laki-laki sering gregetan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun