Mohon tunggu...
Hanif Eldrian
Hanif Eldrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Uhamka

Hai!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Menegur atau Mengingatkan Sesama Muslim

15 Juli 2021   12:29 Diperbarui: 15 Juli 2021   13:09 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Kak kok gapake hijab sih?" "Mas daripada buat beli mobil, mending dipake buat beramal. Masih banyak yang lebih membutuhkan mas!" "Udah gede masih aja buka aurat! Ga malu apa?!! Kasian orang tua lu!" Ujar beberapa orang yang berkomentar melalui media sosial. Pasti komentar bernada seperti ini sudah tidak asing lagi di telinga anda. Anda bisa menemukan komentar seperti ini di beberapa postingan, artis, influencer, selebgram, youtuber atau di media sosial milik teman anda sendiri!. Atau bahkan anda adalah salah satu orang yang sering berkomentar seperti yang ada di foto diatas?

Nah fenomena ini sudah sering sekali terjadi dan menimbulkan beberapa polemik. Ada yang jadi bertengkar perkara hal ini, ada juga yang tidak terima karena di komentari seperti itu. Namun ada juga orang yang beranggapan bahwa hal itu sah-sah saja dilakukan apalagi sesama muslim memang diharuskan untuk saling mengingatkan atau menegur. Tapi ada juga yang membantah kalau mengingatkan juga harus memperhatikan etika dan perasaan. Berbagai perdebatan juga sudah banyak terjadi perkara hal ini. Jadi mana yang benar? Apakah sah-sah saja meningatkan dengan cara seperti itu? Atau ada etika nya? Mari kita simak penjelasan dibawah ini.

Sebelum berjalan lebih jauh, ada baiknya kita mempelajari pengertian dari menegur atau mengingatkan terlebih dahulu. Menurut KBBI, kata menegur seperti yang sedang kita bahas ini, berarti "Mengajak bercakap-cakap, Mengkritik, Memperingatkan, Menasihatkan". Jadi bisa kita tarik kesimpulan bahwa menegur adalah suatu cara yang bisa kita lakukan terhadap orang lain yang dirasa melakukan kesalahan atau ke-khilafan. Caranya adalah dengan memberi nasihat atau memperingatkan dengan mengajaknya bercakap-cakap. Tujuan utamanya adalah agar orang tersebut bisa sadar akan kesalahannya dan tidak melakukannya lagi.

Dalam islam sendiri, Menegur orang yang melakukan ke-khilafan atau kesalahan merupakan tindakan yang sangat diperintahkan oleh islam. Memberikan nasihat adalah akhlak yang sangat mulia apalagi di dalam islam. Bahkan prinsip utama dalam menopang agama adalah dengan saling menasihati antar satu sama lain. Bahkan hal tersebut ada dalam QS. Adz Dzariyat ayat 55 yang terjemahannya berbunyi :

"Dan tetaplah memberi peringatan, Karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman"

Lalu ada juga QS. An Nahl (16) : 125 yang terjemahannya berbunyi :

"Serulah (Manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."

Hal ini juga ditegaskan dengan hadits :

"Agama adalah ketulusan (nashihah). Kami bertanya, kepada siapa? Beliau bersabda, Kepada Allah, kitab-nya, Rasul-nya, para pemimpin Muslim dan masyarakat umum." (HR Muslim)

"Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." (HR Muslim)

Berarti mengingatkan orang di media sosial seperti ilustrasi-ilustrasi diatas sudah benar? Eits sabar dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun