Mohon tunggu...
Helda Rahmayuni
Helda Rahmayuni Mohon Tunggu... Lainnya - Karya tulis

Semangat berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingkar Janji

23 Februari 2021   21:05 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suami ibu Sumiati sangat risau, dan segera memanggil orang tuanya yang emang sudah ada dirumah mereka sejak usia kandungan ibu Sumiati masuk usia 9 bulan, ibu mereka berkata "cepat panggil bidan, ini sudah mau keluar bayi nya" dan pak Suaidi, yaitu suami dari ibu Sumiati segera bergegas mencari kunci sepeda motor, setelah menemukannya langsung ia tancap gas untuk segera menjemput bidan. Setelah lama berkeliling mencari keberadaan ibu bidan, akhirnya pak Suaidi mendapatkannya. Dan tentu saja mereka segera pulang kerumah untuk membantu persalinan ibu Sumiati. 

Sesampainya pak Suaidi dan ibu bidan dirumah, mereka terkejud karna ibu Sumiati sudah dalam keadaan lemas dan betapa mengejutkannnya bayi itu sudah keluar dari perut ibu Sumiati, ibu bidan langsung mengarahkan mata nya kepada orang tua dari ibu Sumiati yang kebetulan berada tepat disebelahnya. "tadi saya lihat kepala bayi nya sudah keluar, dan saya bantu untuk mendorong perlahan lahan, Alhamdulillah bayi nya keluar dg sempurna" ucap nya. Mendengar penjelasan itu bidan itu menghela nafas lega, dan begitu juga pak Suaidi, suami dari ibu Sumiati itu. Dan mereka lihat bayi itu berjenis kelamin PEREMPUAN. 

Segera ibu bidan itu melakukan tugasnya yang tentunya masih belum selesai, ibu bidan mengeluarkan "Ari Ari" yang ada didalam perut ibu Sumiati, lalu kemuduan memotong tali pusat bayi yang masih menyatu dengan "Ari Ari" itu. Setelah semua beres. Ibu bidan membersihkan bayi itu dan memandikannya. Bayi itu memiliki berat 4,2 kg. Tentu saja itu termasuk kedalam angka yang berat untuk seorang bayi, dengan rambut yang lebay lagi hitam berkilau. Sangat sangat mirip seperti boneka.

Setelah hari hari berlalu, sepasang suami istri itu teringat sesuatu bahwa mereka pernah mengatakan jika anak bayi itu perempuan maka akan diberikan kepada adik kandungnya. Yaitu Anisah, mereka mengabarkan kelahirannya itu kepada Anisah, tentu saja Anisah sangat gembira mendengar kabar itu, keesokan harinya Anisah bersama suaminya mendatangi rumah ibu Sumiati, mereka terharu melihat ada bayi kecil yang lucu dan menggemaskan yang sedang tidur. 

Mereka tidak langsung menanyakan kesepakatan kemarin, karna itu sangat tidak baik apalagi posisinya ibu Sumiati sedang dalam masa sesudah melahirkan, belum begitu pulih. Ibu Sumiati sangat berat ingin memberikan anaknya itu, tetapi disisi lain ia sudah terucap sehingga ia sulit untuk mengatakannya kepada Anisah. 

Sehingga di suatu hari Aisyah memutuskan untuk tidak jadi meminta Bayu itu, karna ia sangat kasihan mendengar pengorbanan melahirkan ibu Sumiati. Hati Anisah sangat lembut sekali bagaikan selembut sutra. Ia mengatakan kepada ibu Sumiati untuk tidak meminta bayi itu, dan cuma meminta doa kepada ibu Sumiati agar mereka segera diberi keturunan. Ibu Sumiati pun bingung harus bagaimana, sedih bercampur bahagia perasaannya saat itu. 

Melihat ibu Sumiati yang mulai meneteskan air mata, Anisah menyapu air mata itu dengan tangannya sambil berkata "tidak apa apa kakak, aku tau ini sulit, percayalah aku tidak apa apa, aku cuma minta doa kepada kakak untuk ku, agar segera diberi malaikat kecil dalam rahim ku ini" Mendengar kata itu, tangsian ibu suamiti semakin menjadi, dia sangat merasa bersalah namun ini lah keputusan Anisah, mereka saling berpelukan dan menitikkan air mata. Suami mereka saling menatap dan bungkam tanpa sepatah kata. 

Kehidupan berjalan dengan lancar, anak kecil itu diberi nama Helda Rahmayuni, anak kecil yang memiliki bola mata cukup besar, rambut yang lebat, dan tentu saja badan yang gendut. semua orang di lingkungannya menyukainya. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menyebut Helda sebagai boneka hidup. Ia tumbuh menjadi anak yang periang, bermain bersama kakak kakaknya yang tentu saja juga masih tergolong anak anak, Kiki yang sudah berusia 6 tahun, Delvi berusia 4 tahun, dan Helda sudah yang meninjak usia 2 tahun. 

Beberapa Minggu kemudian, Anisah datang kerumah ibu Sumiati membawa kabar baik, yaitu kabar bahwa Anisah hamil lagi, tentu saja serentak mereka terkejud dan sangat bahagia. Mereka sangat berharap dari kehamilan ini tidak terjadi lagi seperti kejadian kejadian sebelumnya, yaitu keguguran dalam kandungan. Ibu Sumiati menyarankan untuk Anisah agar tidak terlalu melakukan aktivitas aktivitas berat. 

"Untuk sekarang kurangi aktivitas aktivitas berat ya Syah, kamu ga boleh kecapekan, perhatikan kandungan mu" ucap ibu Sumiati. "tentu saja kak, doakan semuanya lancar sampe persalinan ya kak" balas anisah. " Iya Anisah, aku selalu mendoakan semua yang terbaik untuk mu dan calon bayi mu" ucap ibu Sumiati lagi sambil mengelus perut Anisah yang sudah ada janin didalamnya.

Usia kandungan Anisah sudah memasuki 4 bulan. Ia merasakan ada yang aneh didalam perutnya, ia mengatakan kepada suaminya dan berfikir positif bahwa itu cuma sedikit masalah dari seorang ibu hamil. Sorenya ia benar benar terkejut melihat darah yang keluar teramat banyak, kakinya lemas, ia terbaring dan berteriak memanggil suaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun