Mohon tunggu...
Helda Rahmayuni
Helda Rahmayuni Mohon Tunggu... Lainnya - Karya tulis

Semangat berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingkar Janji

23 Februari 2021   21:05 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum tahun 2004, ada sebuah kota kabupaten di Provinsi Riau yang jalan rayanya sepi karena jarang dilintasi mobil. Penduduk yang mempunyai mobil pun sangat sedikit, terbatas kepada para pejabat lokal saja. 

Kota tersebut bernama Tembilahan yang terletak di sebuah delta di muara Sungai Indragiri, menghadap ke pantai timur Pulau Sumatera. Tembilahan merupakan ibu kota Kabupaten Indragiri Hilir, sebuah kabupaten yang tergolong luas dibanding kabupaten lain di Riau.

Lalu lintas utama pada waktu itu memang bukan di jalan raya, tapi di sepanjang Sungai Indragiri beserta anak-anak sungainya. Makanya tidak heran kalau julukan Tembilahan pada waktu dulu adalah "negeri seribu parit", karena saking banyaknya parit selebar 10-20 meter yang dialiri air dan berfungsi juga sebagai irigasi bagi perkebunan kelapa. 

Tembilahan adalah penghasil kelapa terbesar di negara kita. Sekarang ini beberapa pabrik minuman olahan dari air kelapa, yang iklannya sering muncul di layar kaca, berada di kota ini. Bahkan pada tanggal 9 sampai 11 Sepetember 2017 mendatang akan diadakan Festival Kelapa Internasional di Tembilahan. 

Kembali apa yang dulu terjadi pada tahun 2001, dimana ada seorang ibu yang sedang mengandung, usia kandungan ibu itu masih sekitar 5 bulan, belum tau apa jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Ibu itu sedang mengandung anak ketiganya, ia sudah memiliki 2 gadis kecil yang sangat cantik. 

Banyak orang yang suka melihat dua gadis kecil nya itu, gadis kecil pertama berumur 4 taun, sangat cantik, diberi nama Nurhakiki, dan gadis kecil keduanya diberi nama Delvi Nur A'fni. Keduanya memili umur yang tak jauh beda. Hanya selisih 2 taun. Nurhakiki yang dipanggil Kiki, sudah menginjak usia 4 taun, dan Delvi sudah menginjak usia 2 taun. Mereka gadis gadis yang periang, dan sanggar menggemaskan. Karna sudah memiliki anak gadis yang sangat lucu, ibu dan suaminya menginginkan anak yang dalam kandungan saat ini berjenis kelamin laki laki "tentu sangat bahagia jika memiliki satu lagi anak laki laki" ucap ibu dan suaminya. 

Mereka belum pernah melakukan USG. Hal itu sengaja mereka lakukan, karna ingin menjadi kejutan saja ketika pas lahiran nanti. Dengan usia kandungan yang sudah mulai nampak, Anisah, Adik kandung dari ibu yang sedang mengandung itu berkunjung kerumah. 

Dan berbincang bincang tentang kondisinya saat itu, Anisah sudah menikah, tetapi tak kunjung mendapatkan anak, sudah 5 kali ia keguguran, dari mulai usia kandungan muda bahkan ada yang sudah hampir menginjak usia kehamilan 7 bulan. 

Sedih tentu Anisah rasakan, begitu berat hari hari yang ia lewati. Setiap hari dia berdoa agar segara diberikan keturunan kepada Allah SWT. Sampai saat itu Anisah mengatakan kepada ibu yang sedang mengandung itu bahwa ia menginginkan anak yang sedang dikandung itu untuk diberikan kepadanya. 

Dengan rasa kasihan ibu itupun meng-iyakan keinginan adik kandungnya itu, tentu dengan kesepakatan antara si ibu dan suaminya. "Kami akan memberi bayi ini jika dia perempuan, dan jika bayi ini laki laki, kami tidak bisa memberikannya" ucap suami ibu itu. Mendengar ucapan itu Anisah langsung saja kegirangan bahagia dengan senyuman yang terlihat dari raut wajahnya. 

Senyumannya yang sangat indah bagaikan bunga yang berkah dan semangatnya bagaikan api yang berkobar-kobar. Ia sangat berterimakasih dan begitu berharap anak yang dikandungnya itu seorang perempuan. bulan bulan berlalu usia kandungan ibu Sumiati sudah mulai membesar, tepat tanggal 8 Agustus 2001, selesai shalat magrib ibu itu tiba tiba merintih kesakitan, sakit yang teramat sangat, tidak ada yang dapat merasakan kesakitan itu selain para ibu ibu yang sedang hamil. Sakit yang tidak terutarakan rasanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun