Mohon tunggu...
Heldania
Heldania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa pendidikan Geografi Mahasiswa pendidikan geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menonton Film Dokumenter Sintas Berlayar

28 September 2022   10:40 Diperbarui: 28 September 2022   10:48 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Sabtu 24 September 2022 mahasiswa pertukaran melakukan kegiatan modul Nusantara ke fakultas pendidikan seni dan desain untuk menonton Penayangan film dokumenter oleh prodi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain di Universitas Pendidikan Indonesia berhasil mengundang tangis penontonnya. 

Penayangan film ini dilakukan dalam event EXPDIFF (Expression Different) 2.0 dengan tema Different Perspective of Us yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) UPI.

Dokpri
Dokpri

 Selain screening film, juga diadakan pameran foto di sepanjang lorong auditorium serta penampilan live music pada malam harinya. Dengan diadakannya pameran ini diharapkan setiap orang dapat mengekspresikan seni dengan bebas, sesuai prespektif masing-masing individu yang menikmati seni. Dan ini adalah salah satu lukisan yang dipamerkan pada acara itu.

Dokpri
Dokpri

Film dokumenter adalah film nonfiksi yang merekam suatu kenyataan berisi informasi asli dari sebuah peristiwa yang disajikan kepada penonton. Namun, pada mahakarya dengan judul Sintas Berlayar oleh mahasiswa prodi Film dan Televisi UPI ini begitu bernyawa sehingga mampu mengundang tangis orang-orang yang menontonnya. 

Film ini menceritakan seorang nelayan disabilitas bernama Pak Uus yang tidak kehilangan semangatnya menyambung hidup. Pak Uus memiliki trauma mendalam saat kecelakaan pada 13 Juni 2007 yang menyebabkan beliau kehilangan satu kakinya, seorang sahabatnya bahkan diceraikan oleh mantan istrinya. 

Namun, keadaan tersebut tidak membuat beliau menyerah dalam menjalani kehidupan. Pak Uus kemudian mempunyai keluarga kecil baru yang membuat beliau tetap bersemangat mengarungi lautan dengan kaki palsunya.

Hal yang paling menyentuh dalam film dokumenter ini adalah pada saat istri pak Uus mencemaskan suaminya ke laut. Ia mengatakan bahwa takut terjadi hal tak diinginkan kepada suaminya saat terjangan badai ditengah cuaca yang buruk . 

Selama beberapa hari melaut ia tidak mengetahui apakah nanti suaminya akan pulang dalam keadaan selamat atau tidak terlebih dengan keterbatasan kondisi suaminya. Tak sedikit pula, yang menyebutkan suaminya sebagai nelayan buntung yang meskipun orang-orang dengan niat bercanda namun tetap mengiris hatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun