
Dengan populasi 1.039 jiwa (data 2017), lembah Aroanop terbentang di sebelah barat Banti di lembah Waa sampai ke perbatasan Kabupaten Paniai. Dan di sebelah bawah Grasberg Mine di utara sampai ke Opitawak di selatan.
Dari 7 kampung (dusun) di wilayah ini, Baluni dan Jagamin berada di sebelah utara di kepala air yang membentuk Sungai Arwanogong mengalir ke selatan yang lebih rendah, membelah kampung Omponi dan Anggigi 1 pada satu sisi dan Ombani pada sisi sungai yang lain.
Dua sungai lain yang melewati Arwanop adalah Sungai Butalanogong dan Sungai Omponogong. Tak ada ikan atau crustacea yang hidup di sungai-sungai ini. Kemungkinan karena temperatur air sungai yang sangat dingin.
Orang Aroanop memiliki marga seperti Omaleng, Jangkup, Janampa, Beanal, Bukaleng, Abugau, Dimpau, Wamuni dan Wandik. Marga Wandik menurut historisnya berasal dari Kabupaten Puncak di jantung deretan Pegunungan Tengah Papua. Kebanyakan aktivitas masyarakat di sini adalah berkebun, yang menghasilkan betatas, labu siam, labu kuning, terong belanda, rica dan kol.
Masyarakat juga memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk bercocok tanam seperti menanam daung bawang, jambu air dan jagung. Selain berkebun masyarakat juga beternak babi.



Bandara yang berada 2.200 kaki dpl ini memiliki landasan pacu 461 meter dan lebar 18 meter. Sejak dibuka pada 2017, bandara ini melayani penerbangan Timika-Arwanop pp 2x seminggu dengan maskapai Susi Air.
Pusat aktifitas masyarakat ada di kampung Omponi yang berada di hamparan lembah Aroanop disisi sungai Arwanogong yang membawa ribuan kubik air dari hulu. Gemuruh air sungai terdengar sampai ke dalam kamar rumah petugas kesehatan.
Di kampung Omponi terdapat Puskesmas, Sekolah Dasar, Koperasi, Pos Keamanan, rumah guru dan rumah petugas kesehatan. Selain itu, tempat ini menjadi pasar untuk masyarakat dari kampung-kampung dapat memperjualbelikan hasil kebun mereka. Pasar dilaksanakan setiap hari Jumat. Sebelum aktifitas pasar di mulai, masyarakat yang berkumpul mengawalinya dengan beribadah dan membaca Alkitab.
Saat kami melakukan pelayanan Dokter Terbang ke wilayah ini, ibadah Jumat dipimpin Bapak Gembala dari Gereja Kingmi yang dibawakan dalam bahasa Moni, kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Amungme dan bahasa Indonesia. Sementara masyarakat duduk di atas hamparan rumput yang hijau. Pemimpin ibadah dapat berganti setiap minggu.
Setelah ibadah selesai yang ditandai dengan doa, dilanjutkan dengan dengan penyampaian pengumuman, yaitu informasi yang menyangkut pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, jadwal kerja bakti, perbaikan dan pembangunan sarana kampung.
Setelah pengumuman, masyarakat berinteraksi satu sama lain. Berdiskusi soal pendidikan anak, kebun, adat dan hal-hal lain terkait kepentingan masyarakat.


Pelayanan yang diberikan meliputi pemeriksaan dan pengobatan umum, distribusi Vit A-Obat Cacing, penyuluhan masyarakat, Edukasi Kesehatan Sekolah, memberikan  PMT kepada Balita, Ibu Hamil dan Anak Sekolah, melakukan ANC dengan USG, pemeriksaan Tubeculosis dan Malaria dan melakukan Coaching Petugas Kesehatan setempat.
Pelayanan ini di laksanakan bersama Puskesmas. Logistik obat dan BHP disiapkan pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Selain pelayanan di dalam gedung, pelayanan Dokter Terbang yang terdiri dari dokter umum, bidan, perawat, kesehatan masyarakat dan farmasi ini melakukan kunjungan rumah.
Khusus di dusun Jagamin dan Baluni, karena letaknya cukup jauh, yaitu 5-6 jam perjalanan mendaki gunung dan melewati hutan untuk sampai ke Puskesmas, pelayanan Dokter Terbang membuat jadwal tersediri untuk menjangkau 2 dusun ini dengan Chopper.






Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI