Suasana mudik Lebaran Idul Fitri 2025 mulai terasa di berbagai daerah. Namun, di tengah semangat untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga, masyarakat Kepulauan Riau terutama di Kota Batam dihadapkan pada kenyataan pahit: mahalnya harga tiket pesawat yang meroket drastis jelang hari raya.
Tak sedikit pemudik yang akhirnya memilih 'jalur tidak biasa' untuk bisa sampai ke kampung halaman. Alih-alih terbang langsung dari Bandara Hang Nadim Batam, mereka memilih menyeberang ke Malaysia terlebih dahulu, lalu melanjutkan perjalanan udara dari Johor Bahru atau Kuala Lumpur ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, atau Padang.
Langkah ini terkesan rumit, tapi nyatanya bisa memangkas biaya perjalanan secara signifikan.Â
"Kalau dari Batam, tiket bisa sampai Rp2 juta lebih sekali jalan. Tapi kalau naik ferry ke Johor Bahru dulu, terus ambil flight dari sana ke Jakarta, bisa hemat sampai Rp600 ribu," ujar Rina, warga Batam yang mudik ke Jawa Barat.
Berdasarkan pantauan di beberapa platform pemesanan tiket online, harga penerbangan dari Batam ke Pulau Jawa maupun Sumatera memang menyentuh tarif batas atas, bahkan melampauinya di sejumlah maskapai. Di sisi lain, kursi kelas ekonomi pun ludes sejak jauh hari.
"Saya cek tiket dari akhir bulan lalu, semua kursi ekonomi sudah penuh. Yang tersisa cuma kelas bisnis, itu pun harganya bikin pusing," kata Irwan, warga lainnya yang berencana mudik ke Padang.
Kondisi ini menjadi dilema tersendiri bagi masyarakat di wilayah kepulauan yang bergantung pada jalur udara untuk mobilitas jarak jauh. Ketika akses transportasi menjadi mahal dan terbatas, kesempatan untuk pulang kampung pun menjadi 'privilege' bagi segelintir orang.
Menanggapi keluhan yang terus bergulir, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, turut angkat suara. Ia menyebut bahwa harga tiket pesawat memang sudah diatur dalam tarif batas atas dan bawah oleh Kementerian Perhubungan, namun pada momen Lebaran, maskapai tampaknya memanfaatkan lonjakan permintaan dengan mematok tarif setinggi mungkin.
"Harga tiket pesawat ini memang ada batasnya, tapi saat momen mudik, maskapai biasanya menaikkan ke batas atas. Ini menjadi keluhan banyak masyarakat," ujar Ansar kepada media.
Ansar juga menekankan bahwa mahalnya tiket bisa menjadi penghambat bagi masyarakat untuk menikmati momen Lebaran bersama keluarga. "Mudik ini bukan sekadar perjalanan, tapi juga soal perasaan, soal silaturahmi. Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati itu karena tiket yang terlalu mahal," tambahnya.