Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dosen UNSIKA: Ayo Mengolah Limbah Sekam Padi Jadi Pakan Ikan, Ternak, dan Unggas

16 November 2020   10:21 Diperbarui: 16 November 2020   10:30 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karawang -- Sejak dari dahulu, dari zaman Sultan Agung Mataram menyerang Batavia. Kabupaten Karawang terkenal sebagai lumbung padinya Jawa Barat. Meski sekarang sudah jadi kota industri yang populer dengan Karawang International Industrial City (KIIC) berdirinya ribuan pabrik, namun area pesawahan di Kabupaten Karawang masih membentang luas.

Penyusutan lahan karena alih fungsi tak bisa terhindarkan karena perkembangan industri maupun pertumbuhan populasi manusia. Tapi di sisi lainnya pemenuhan pangan harus tetap dilakukan di lahan pertanian. Untuk itu Karawang terdiri dari zona industri dan pertanian.

Saat ini, luas baku sawah di wilayah itu mencapai 97.000 hektar. Diperkirakan dalam kurun waktu 11 tahun kedepan akan terjadi penyusutan lahan baku, menjadi 87.000 hektar. Lahan yang luasnya 87.000 hektar itu, telah terkunci dan tidak bisa dialihfungsikan.

Coba bayangkan, betapa banyaknya mesin penggilingan padi dan betapa banyaknya "Sekam" limbah padi, sebelum menjadi butiran beras yang kemudian menjadi nasi yang dimakan setiap hari.

Pada proses penggilingan padi, Sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Kadar Sekam adalah 20-30% dari bobot gabah yang digiling, dedak/abu 15 %, dan beras giling 50-53,5 %.

Biasanya petani di Karawang, dahulu Sekam Padi tersebut, kebanyakan dibuang atau dibakar. Hal ini karena para petani belum mampu memanfaatkannya. 

Kesadaran yang masih minim, pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah menjadi penyebab utama. Akibatnya, pencemaran lingkungan karena limbah Sekam Padi tidak dapat terelakkan.

Pada pertengahan tahun 1990 lalu, hingga ada Program Resource Efficient and Cleaner Production (RECP) atau efisiensi sumberdaya dan produksi bersih dari pemerintah Swiss. Melalui sekretariat negara untuk urusan ekonomi merupakan sponsor utama untuk program RECP di seluruh dunia.

Republik Indonesia yang diwakili Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementrian Perindustrian bekerjasama dengan pemerintah Swiss (SECO) dan UNIDO menghadirkan RECP di Indonesia dengan menunjuk Pusat Produksi Bersih Nasional (PPBN) sebagai pelaksana tunggal program ini. Merupakan kerjasama KLHK, United Nations Industrial Develovment Organization (UNIDO) dan United Nations Environment Program (UNEP).

Dilakukan sebagai upaya peningkatan kerja ekonomi melalui penggunaan produktif sumber daya, perlindungan lingkungan dan perlindungan sosial sampai ke wilayah Kecamatan dan Desa. Industri pangan atau penggilingan padi merupakan sektor industri terpenting di Indonesia.

Diantaranya yang banyak dikeluhkan pemilik penggilingan padi, yakni, membeludaknya tumpukan Sekam akibat jarang di angkut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun