Mohon tunggu...
Hasan A. Drihim
Hasan A. Drihim Mohon Tunggu... Freelancer - menulis karena hobi, lalu Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Pribadi yang terus belajar menuju kesempurnaan hidup... Berfikir, Mendalami dan Menjiwai...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahkan Seorang Wapres Tidak Hormat.. Apa Kata Dunia ??

17 Agustus 2015   13:55 Diperbarui: 17 Agustus 2015   14:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillahirrahmanirrahim,

allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin ‘adada maa fii ‘ilmillaahi shalaatan da-imatan bidawami mulkillaah, amma ba'du..

Hari ini adalah hari yang luar biasa untuk kita semua, hari dimana darah dan air mata orang-orang tua kita dulu ditumpahkan hanya untuk meneriakkan sebuah kata yang terdengar tak asing sekarang. “Merdeka…!!”. Entah kenapa ditambang nggak ada geregetnya sama sekali. Semua nampak biasa-biasa ajah. Pagi-pagi abis sholat subuh saya tanyain sekitar 50 orang di sini termasuk petinggi-petingginya. “Pak Upacara yuk.., Bu Upacara yuk..” jawabannya macem-macem.. nggak ah, ngantuk.. nggak ah males.. mending saya kerja.. dan 1001 alasan lainnya. Yawdah nggak apa-apa, nggak patah arang saya ajak mess atas.. akhirnya dapet lah walau cuma 1 orang yang mau ikut turun ke bawah buat upacara. Fyuuuh.. syukur dapet..

 

Akhirnya kami janjian untuk turun bareng ke kecamatan, numpang mobil angkut yang mau kebawah, kami janjian ketemuan jam setengah 9 di pos security bawah. Berhubung saya sedang semangat-semangatnya saya keluar dari mess jam 8, nggak mau saya telat. Setelah menunggu kayak ikan asin, bolak balik sana sini dan bikin heboh akhirnya saya berangkatlah sama security ke lokasi upacara. Dan you know what, dari 1000 orang lebih orang tambang hanya 2 orang yang mewakili.. huahahaha.. mau jadi apa Indonesia.. Sesampainya di lapangan acara sudah mulai.. akhirnya kami ikut deh acara tersebut dengan hati riang plus malu.. Riang karena telah menjalankan penghormatan kepada republic dan malu karena nggak bisa mengajak orang lain untuk peduli pada bangsanya.

 

Sesampainya di mess saya iseng nonton acara upacara di tv, upacara bendera di istana.. wiiih acaranya meriah salut untuk semua pihak yang menyukses kannya.. semoga keberkahan selalu terlimpah untuk kalian semua, hanya saja ada satu yang mengganjal di hati. Pak JK nggak hormat pas bendera naik.. whaaaat.. suer dah saya nggak boong pak JK nggak hormat pas bendera dinaikkan. Nggak tau kenapa.. mungkin dia lelah.. atau pengen ee.. atau lagi gak focus karena laper dan belum sarapan yang jelas dia nggak hormat. Padahal pak jokowi hormat lho, kalo saya jadi pak jokowi mesti udah tak jawil.. “pak pak.. hormat pak.. masuk tipi lho…”

 

Entah apa yang melatar belakangi beliau untuk nggak mau mengangkat tangannya untuk menghormati sang merah puti, tapi ada juga beberapa temen saya yang juga gak mau ngehormat ke merah putih. Katanya itu thagut yang harus di basmi. Katanya kalo kita hormat berarti kita nyembah merah putih. Huahahahaha.. Logika bodoh macam apa pula itu.. apakah kalo orang hormat berarti dia nyembah, apakah jika kita menghormat ke orang tua berarti kita menyembah orang tua, apakah kalo kita tunduk ke atasan berarti kita menyembah ke atasan. Bukan sobat. Itu hanya symbol. Dan symbol hanya berarti bagi orang yang punya nurani. Untuk orang yang nggak punya nurani dan gak berhati ya saya gak ngerti.. Tapi kalo saya tetap seperti kata om tomo (karena “bung” sudah terlalu mainstream..) “selama saya masih memiliki darah yang dapat merubah secarik kain putih menjadi merah, maka selama itu pula saya akan tetap menjunjung tinggi merah putih..”

 

Kalo teman-teman mau protes ya silahkan saja, toh setiap orang bebas berpendapat. Tapi tentu setiap tindakan kita wajib berdasarkan ilmu. Kalo logika saya seperti ini, bendera merah putih adalah symbol. Simbol dari diamanahkannya bangsa kita kepada kita sendiri. Karena di pembukaan undang-undang (saya pembaca undang-undang pas SD) “atas berkat rahmat Allah dan dengan didorong oleh keinginan luhur”.. You see.. kita nggak begitu saja merdeka sobat, kemerdekaan kita adalah hadiah dari Allah yang ditebus dengan darah dan air mata, merah melambangkan darah mereka dan putih melambangkan airmatanya.. Kita dulu adalah bangsa budak sebelum Tuhan membebaskan kita dari perbudakan bangsa asing. Kalian nggak percaya? Coba kalian liat.. dulu banyak kan kerja paksa, bahkan seseorang memperbudak bangsanya sendiri.. masih inget sama kerja rodi? Masih inget sama romusha? Jugun yanfu? Huehehehehe.. pasti udah pada lupa yah.. mangkanya belajar sejarah biar pinter.. Jangan seakan-akan kita ujug-ujug dateng terus kita merdeka gitu ajah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun