Mohon tunggu...
HN
HN Mohon Tunggu... Guru - Teacher - Author - Writer

Membiarkan kata abadi dalam tulisan, terbalut dengan carut marut tinta. Harapannya semoga bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Love

Pasangan Ibarat Pakaian

5 Mei 2023   16:07 Diperbarui: 5 Mei 2023   16:26 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: diambil dari papuakini.com

Pasangan ibarat pakaian

Nampaknya menjelek-jelekkan atau mengatakan keburukan seseorang adalah hal yang sering kita dengar. Namun berbeda dalam hal ini. Dimana seseorang justru malah menjelek-jelekan kejelekan pasangannya di depan orang lain. Apalagi orang lain tersebut adalah orang yang di incarnya. Terlihat jelas, tujuan yang ingin dia harapkan ialah agar bisa menarik perhatian dari orang yang di incarnya. 

Berfikir dengan menjelek-jelekkan pasangannya di depan orang tersebut, maka orang itu akan menaruh rasa ketertarikan dengannya. Padahal tidak semuanya demikian. Memang ada yang berfikiran seperti itu, akan tetapi dilihat dulu seluk beluknya lebih detail. Orang yang jeli tidak akan mudah menilai secara sepihak. Apalagi hanya mendengar satu penuturan saja, tanpa mendengar penjelasan dari yang lain. 

Pada intinya, tidak semua orang mudah percaya dengan apa yang dituturkan. Apalagi tentang kejelekan yang diumbar. Logikanya, dia kan menjalin hubungan dengan orang itu lantas kenapa kejelekan orang tersebut diumbar di depan orang lain. Bukankah pasangannya itu pernah ada di hatinya. Kenapa kini malah dipermalukan di depan orang lain. 

Ditambah lagi, tujuan menjelek-jelekan itu ialah karena untuk mendapatkan hati dari seseorang yang di incarnya. Menjatuhkan pasangan demi mendapatkan rasa ketertarikan. Wow sangat memalukan sekali. 

Dia tidak sadar, bahwa ketika dia sedang menjelek-jelekan keburukan pasangannya itu sama dengan dia mempermalukan dirinya sendiri. Kenapa demikian? Karena apa yang dia katakan itu mencerminkan kepribadiannya. Dalam batin orang yang mendengarkan, pasti berfikiran "oh ternyata seperti itu" jangan-jangan nanti ketika sama aku, aku juga di jelek-jelekan di depan orang lain. Itulah fikiran orang yang jeli dalam menilai. Berbeda dengan orang yang langsung percaya sepihak saja.

Dalam hal ini jelas berbeda, antara dia bercerita tentang keluh kesah terkait masalah dengan pasangannya, dengan dia menggunjing keburukan pasangan di depan orang lain. Apalagi jika keburukan yang diungkapkan itu terkesan merendahkan pasangan, mengolok-olok bahkan menghina. Tentunya kita yang mendengarkan, harus benar-benar smart dalam menilai. 

Apakah orang tersebut memang betul-betul ingin bercerita, ataukah hanya mencari sensasi semata. Dan sekalipun niatnya untuk bercerita, sepertinya dirasa tidak perlu terlalu merendahkan atau bahkan terkesan menjatuhkan pasangan.

Lebih-lebih, sampai menceritakan keburukan dengan niat untuk mengambil rasa ketertarikan dari orang lain. Sebab bagaimanapun, pasangan disimbolkan seperti pakaian. Pasangan itu saling melengkapi, bukan mencaci. Jika ada hal yang tidak disukai, maka lebih baik diutarakan dengan pasangan. Bukan malah mencari ganti, dengan menceritakan keburukan sana sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun