Banyak anggapan bahwa tujuan akhir dari sekolah adalah untuk memperoleh ijazah dengan nilai yang tentunya memuaskan. Namun, juga tidak sedikit orang yang mengedepankan pendidikan formal untuk mencari luasnya lautan ilmu. Titik permasalahan yang ingin dibahas kali ini adalah miskonsepsi hakikat ilmu yang berdampak kepada perilaku seseorang dalam menuntut ilmu.
Saya melihat sebagian mahasiswa hanya mengikuti program perkuliahan di kelas sebatas masuk dan absen saja, kemudian pulang tanpa membawa apa-apa selain tugas belaka. Contoh lain juga, keterlambatan mahasiswa dalam memasuki kelas melebihi batas yang sewajarnya.
Sebatas Angka
Apa yang anda niatkan, itulah cerminan dari hasilnya. Jika nilai menjadi sebuah tujuan, ingatlah itu hanya sebatas perkumpulan angka-angka yang akan membawamu kepada wawancara. Tidak membawamu kepada keberkahan dalam pengembaraan menuntut ilmu itu jika salah dalam niatnya.
Tujuan menentukan bagaimana ending dari sebuah perjalanan. Anda mungkin bisa berkata saat ini bahwa ijazah dan nilai adalah yang terpenting untuk kesuksesan di masa depan. Akan tetapi, anda akan merasakan bahwa ilmu yang berbalut keberkahan adalah ilmu yang dapat bermanfaat untuk dirimu dan orang lain. Â
Ijazah hanyalah sekumpulan tinta pena yang bertuliskan angka dan predikatmu. Saya tidak mengatakan bahwa ijazah itu tidak penting. Ijazah itu penting. Dia akan menjadi sebuah persyaratan dalam berbagai hal yang berhubungan dengan dunia pekerjaaan dan akademisi. Juga sebagai bukti bahwa anda pernah menyelasaikan studi.
Keberkahan dari seorang penuntut ilmu adalah ketika ia mampu untuk selalu hadir dalam majelis-majelis ilmu dengan perasaan tawadhu' dan merendahkan diri di hadapan guru. Kita akan merasakan percikan keberkahan dari menuntut ilmu itu mungkin satu atau dua tahun yang akan datang, bukan hari ini.
Ketidakpahaman akan hakikat atau pentingnya ilmu itu membuat seseorang salah dalam proses menuntut ilmu itu sendiri. Ia belum sepenuhnya sadar bahwa tujuan dari menuntut ilmu itu untuk mengangkat kebodohan dari dalam dirinya dan dari orang yang berada di sekitarnya.
Konsep Ilmu dalam IslamÂ