Mohon tunggu...
Haykal Agastya
Haykal Agastya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang gamers terpelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Haykal

24 September 2022   14:43 Diperbarui: 24 September 2022   14:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Haykal Agastya, seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta ini yang dapat kalian panggil haykal, ekal, dan senyamannya kalian mau panggil apa aja. Lahir di Depok, pada tanggal 12 Januari 2004, saya anak kedua dari tiga bersaudara dan alhamdulillah terlahir sehat dan normal. Disini mungkin saya ingin memperkenalkan sedikit tentang diri saya, selama saya hidup 18 tahun.

Memulai pendidikan dari taman kanak-kanak atau dulu bisa disebut dengan tk. Selama di tk tersebut saya dikenal sebagai anak yang memiliki postur badan yang kecil dibandingkan dengan anak-anak yang lainnya. Namun dengan keadaan itu tidak membuat saya minder, tetapi saya menunjukkan dengan kemampuan cepat tanggap saya dibandingkan dengan anak-anak yang lainnya. Pada saat saya menjalani pendidikan di tk, kedua orang tua saya mengalami cekcok dalam rumah tangga yang akhirnya berpisah dan hak asuh anak dimenangi oleh ibu saya. Saat memulai pendidikan sekolah dasar saya tinggal bersama ibu dan kakek, nenek saya, yang mana keadaan membuat ibu saya harus bekerja karena untuk menghidupi saya dan kakak saya. Selama itu juga, saya dijaga oleh nenek saya yang dikarenakan ibu disibukkan dengan pekerjaannya. Dan alhamdulillah pada saat saya kelas 4 SD kedua orang tua saya menyatu kembali dan ayah saya membawa seorang anak laki-laki dari istri sebelumnya, pada saat itu saya mensyukuri bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Cerita berlanjut pada masa smp saya dengan nama SMP Islam Yapkum, masa dimana merasa sangat bangga dengan seragamnya putih biru dan tidak lagi menggunakan seragam putih merah. |Pada masa smp tersebut, saya terbilang cukup aktif karena mengikuti beberapa macam ekstrakurikuler dan pada masa smp juga saya memilih teman dengan baik agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas pada waktu itu. Akan tetapi pada saat saya kelas 9 SMP entah kenapa saya merasakan semangat belajar yang menurun sampai saya mendapatkan hasil ujian yang terbilang kurang. Setelah itu saya berpikir 'kayanya kalo masuk pesantren seru deh' mungkin ini merupakan hidayah dari allah yaa, akhirnya saya pun menempuh pendidikan SMA di Pondok Pesantren Darul Kholidin Kahuripan Bogor. Cerita perjalanan saat di pondok tidaklah mulus, akan tetapi ada lika-liku yang mana itu menjadi kesan tersendiri buat saya. Ada cerita saat saya kelas 10, pada saat itu saya dan tujuh orang teman saya melakukan pelanggaran merokok yang berujung dihukum oleh ustadz-ustadz disana, kami pun diberi hukuman botak dan piket membersihkan pondok. Saat menjalani hukuman orang tua saya pun menjenguk saya ke pondok dan melihat kepala saya yang botak, kemudian saya pun dinasehati ayah saya,"Abang belajar biar bener jangan jadi jagoan. Bapak kan mondokin abang biar abang bener , yaudah ini buat jadi pelajaran jangan diulangin lagi yaa." Ucapan yang keluar dari ayah saya tersebut memotivasi saya untuk lebih baik lagi dan tidak mengulanginya lagi. Setelah itu, cerita berlanjut saat saya kelas 12 dan pada masa ini semua teman saya memikirkan untuk lanjut kemana 'bekerja atau kuliah?' mungkin itu pertanyaan yang muncul yang ada di otak saya. Pada saat seleksi SNMPTN alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk memilih PTN yang diinginkan, dan saya memilih Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kedua itu merupakan PTN impian saya. Waktu pengumuman pun tiba, yang hasilnya saya tidak lolos seleksi SNMPTN tersebut, kemudian saya pun mengalami setress yang membuat keadaan saya menjadi down. Tidak berlama-lama dengan keadaan tersebut, saya ngobrol dengan kedua orang tua saya dan mereka menyuruh saya untuk tetap kuliah. Lalu saya pun mencoba daftar masuk UIN jalur UMPTKIN dan melakukan tesnya pun saya masih berada di pondok. Karena mungkin ini memang rezeki saya, alhamdulillah saya pun lolos jalur UMPTKIN tersebut.

Mungkin segini saja yang dapat saya ceritakan disini, apabila ada salah-salah kata dan tulisan saya mohon maaf. Selamat membaca dan Terima kasih!.

Haykal Agastya/ 11220510000118

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun