Mohon tunggu...
Hauraa Dhiyaaulhaqq
Hauraa Dhiyaaulhaqq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi di Bandung

Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Insecure, Media Sosial, dan Jati Diri

19 April 2021   14:03 Diperbarui: 19 April 2021   14:07 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi.

Mereka menganggap bahwa apa yang diraih oranglain lebih besar dari dirinya. Dari semua yang mereka lihat pada jejaring sosial media, ada kecenderungan untuk menganggap dirinya lemah dan tidak berarti jika dibandingkan dengan orang yang ia lihat.

Pada laman media sosial, seiring berjalannya waktu terus bermunculan banyak sekali “trend” yang banyak diikuti oleh para pengguna media sosial. 

Di antara pengguna media sosial, tidak sedikit dari mereka yang tidak ingin terlewatkan untuk mengikuti trend kekinian. Dewasa ini, beredar trend tentang insecurity. Konten dan kolom komentar pada media sosial dipenuhi dengan kata insecurity.

Seorang psikolog James Baldwin (1897) menyatakan bahwa paling sedikit ada dua bentuk peniruan, satu didasarkan pada kebiasaan kita dan yang lainnya didasarkan pada wawasan kita atas diri kita sendiri dan atas orang lain yang perilakunya kita tiru.

Lantas, orang-orang yang merasakan insecure itu benar-benar merasakan insecure atau hanya ingin mengikuti trend kekinian agar tidak disebut ketinggalan jaman?

Lalu mengapa kita lebih menilai sesuatu hanya dengan melalui unggahan seseorang dalam laman media sosial? Bukankah unggahan dalam media sosial hanya menampilkan sisi kebahagian seseorang? Mengapa kita hanya tertuju pada kesuksesan seseorang tanpa melihat bagaimana ia berjuang?

Dibalik bangunan yang kokoh, terdapat pondasi yang kuat. Maka bagaimana cara kita untuk membentuk pondasi yang kuat agar menjadi pribadi yang hebat? 

Pengguna media sosial cenderung untuk mengunggah dan menunjukan keberhasilannya pada akun mereka. Lalu saat melihat unggahan orang yang menurut kita hebat, mengapa kita tak mencoba untuk maju mengejar masa depan dan melupakan kata insecure?

Orang yang merasakan insecurity cenderung melupakan jati diri mereka sebenarnya dan tidak percaya dengan kemampuan diri. Bisa diibaratkan dengan hewan-hewan disekitar kita, masing-masing hewan memiliki kelebihan dan sangat handal saat menunjukan kemampuannya. 

Seperti ikan yang pandai berenang, kuda yang pandai berlari, monyet yang pandai memanjat, dan masih banyak lagi. Jika hewan yang tidak memiliki akal mampu menunjukan eksistensinya melalui bakatnya yang dimilikinya, mengapa manusia yang diberi akal tidak mampu menunjukan bakatnya dan bangga terhadapnya?

Tahap pertama untuk maju meraih masa depan yang gemilang bisa dimulai dengan mengenali diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, akan mempermudah jalan untuk mengetahui bagaimana cara agar meraih kesuksesan yang dimimpikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun