Suaranya mulai keras. Aku kira suaranya sampai keluar rumah. Soalnya Didit bilang dengar suara marah-marah mama dari luar rumah. Kebayang kan?. Aku semakin tertekan. Padahal seminggu saja belum . Tiba-tiba saja aku diseret mama. Lalu aku dimasukan dalam gudang.
      "Makanya belajar yang benar, jangan ngeyel. Biar kamu di sini dulu.  Biar mama kasih pelajaran agar belajar itu yang bener bukan malah mama diajak berdebat saja."  Semakin malam gudang semakin gelap. Aku begitu takut. Aku memang takut kegelapan. Aku mulai menggedor-gedor pintu untuk dibukakan. Tapi mama diam saja.
      "Iya mama, aku mau belajar sama mama, tapi keluarkan aku dulu ,"teriakku Aku masih terus berteriak. Kerongkonganku mulai kering dan perih. Sudah tak tampak cahaya lagi. Aku mulai menangis . Tapi mama tak bergeming sedikitpun. Aku histeris.
      "Mamaaaaaaa......,"teriakku. Mama membangunkan aku yang tertelungkup di meja belajarku.
      "Kenapa aku?"
      "Kamu mimpi ya, tadi teriak-teriak gak keruan,"tukas mama . Aku terdiam lama. Dan memang aku sedang bermimpi. Untung bukan kenyataan. Hanya mimpi.
Begitulah nasibku selama dua minggu ini. Kata teman-temanku juga begitu. Belajar sama mama itu membuat mama jadi pemarah. Kenapa ya? Ada yang tahu?