Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendulang Intan Mendulang Kerusakan

12 Desember 2018   02:50 Diperbarui: 12 Desember 2018   03:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :dok pribadi

Mungkin kalau kita datang ke Martapura, pastilah kita akan berkunjung ke tempat penjualan intan. Banyak toko yang menjajakan perhiasana dari intan, bahkan penjual yang hilir mudik menawarkan . Mulai dari harga ratusan ribu sampai yang jutaanpun ada di sini. Memang orang mengenalnya Martapura sebagai tempatnya intan. Pendulangan intan di sini masih tradisional dan yang terkenal adalah pendulangan intan Cempaka yang terdapat di Desa Pumpung, kelurahan Sungai Tiung ,kecamatan Cempaka.Kebanyakan di sekitar sungai Tiung dengan dua lokasi yaitu lokasi Pumpung dan Ujung Murung. 

Di lokasi ini mendulang bisa mencapai kedalaman sampai 15 meter. Mereka mendulang dengan menggunakan alat berbentuk kerucut yang dikenal dengan nama linggangan. Alat ini digunakan unuk mengambil air dan mencuci hasil temuan dengan menggunakan pompa listrik. Mereka bekerja berkelompok antara 10-15 orang. Mereka tabu menyebutkan intan atau berlian , karena katanya kalau saat mendulang menyebutkan kata intan, intan akan pergi menjauh sehingga mereka menyebutnya galuh.

Pendulangan intan ini digunakan juga sebagai objek wisata . Untuk wisatwan yang ingin sekali tahu bagaimana pendulanagn intan di sana. Dimana pendulangan intan bisa dilihat yang tradisional maupun yang sudah semi modern dengan gunakan pompa. Jadi menggali tanah di sana untuk mencari intan dengan menggunakan pompa penyedot tanah atau manual. 

Menurut orang di sana asal muasal adanya pendulangan di sana tidak tahu persis Katanya pendulangan dan penggosokan intan sudah ada sejak jaman kolonial yang berlangsung turun temurun. 

Saat itu warga belum tahu kalau batuan itu bernilai harga tinggi. Dan saat itu sekitar tahun 1965 ditemukan intan yang besar yang katanya sebesar telur burung merpati. Ditemukanya ya di kelurahan Sungai Tiung kecamata Cempaka. 

Dan intan itu diberi nama dengan nama Trisakti dengan berat 166,75 karat Dan yang memberi nama itu adalah Presiden Soekarno saat itu. Katanya harganya bisa mencapai 10 trilyun dan keberdaaannya masih misteri dan ada yang mengatakan ada di muesum di Belanda.

Ada tiga cara mendulang intan yang dilakukan secara tradisonal seperti

  • Pasiraman. Cara ini dengan melakukan pengambilan tanah di dasar sungai dengan menyelam berulang kali. Ini dilakukan di daerah palung sungai Karang Intan di kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Baru. Biasanya dilakukan saat kemarau saat air sungai sedang surut.
  • Luang surut. Ini dilakukan pada luang atau lubang yang dekat dengan permukaan tanah. Hanya digali dan menggunakan ember atau mesin pompa air . Pada luang surut biaya dilakukan secara gotong royong antar pendulang secara rata, makanya hasil bersihnya juga dibagi merata.
  • Luang dalam . Ini untuk yang jauh di bawah permukaan tanah. Dalam lubang sampai ketemu intan biasanya menggunakan ukuran tangga.Satu tangga kira-kira tinginya 1,5 meter dan ada yang membutuhkan sampai 16 tangga.Hitung saja berapa kedalamannya.Biaya digunakan biaya dari Tatuha Luang yang menguasai luang dalam, Dan di sini banyak orang yang terlibat bekerja dengan tipe pekerjaan yang berbeda. Ada yang bertindak sebagai tatuha luang sebagai pemberi modal, pendulang intan dan malim yang memberi petunjuk lokasi mana yang ada intannya.Camat yang memungut restribusinya, Biasanya 50% buat pendulangnya dan sisanya buat Tatuha untuk dirinya dan orang yang bekerja padanya seperti malim dan restribusi pada kecamatan.

Belum selesai setelah tahapan pendulangan perlu lagi proses yang dikenal dengan penggosokan intan Intan yang sudah mengalami penggosokan dikenal dengan nama berlian. Begitulah proses intan yang akhirnya bisa menjadi perhiasan yang cukup diminati. 

Tapi kalau melihat area pendulangan intan. Kita melihat banyak kerusakan tanah yang terjadi. Penggalian apalagi penggalian yang dalam itu menyebabkan kerusakan alam. 

Kalau di satu lokasi tak ada , maka akan berpindah tempat ke tempat yang lain. Akhirnya tanah semakin lama semakin rusak digerus dan lingkungan sekitar menjadi panas karena jarang ada pepohonan. Begitulah di sisi satu intan bisa menjadi sumber mata pencaharian dan bisa memasukan sumber pendapatan daerah , di sisi lain kerusakan alam  terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun