Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir Jakarta | Indonesia Butuh Tobat Nasional Akibat Dosa Korupsi

25 Februari 2020   22:59 Diperbarui: 25 Februari 2020   23:08 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Banjir Jakarta Sumber: Sandro Gatra-Megapolitan Kompas (24/2) https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/24/09195921/kritik-anies-ketua-dprd-dki-nilai-sop-penanganan-banjir-tidak-jelas

Rasulullah SAW adalah Rasul penutup yang menandakan bahwa kaum manusia saat ini adalah kaum yang hidup di akhir zaman. Rasul bersabda '(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini'."(Anas Radhiyallahu 'Anhu) berkata, "Dan beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya." (HR. Muslim).

Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta banjir lagi dan lagi, sebuah fenomena besar dan luar biasa yang seharusnya dijadikan sebuah peringatan atau teguran sekaligus sebagai bukti kepedulian Tuhan Ymk terhadap ciptaan-Nya. Penulis mencoba menyikapi banjir Jakarta dan daerah lainnya dalam kacamata berbeda yaitu non teknis. Jangan salahkan atau soroti curah hujan yang tinggi. Tapi sesungguhnya yang lalai adalah kita manusia yang hidup diatas bumi yang tidak pandai bersyukur atas nikmat-Nya. 

Manusia semakin perlu dan harus menyadari bahwa semua tanda-tanda menuju kepada "kehancuran zaman" telah sampai pada fase yang krusial, artinya hanya tinggal saat ini kita menyaksikan segala bentuk kekacauan, baik kecil ataupun besar. Ahir zaman sudah hampir tiba. 

Termasuk kekacauan dari segi bencana alam, goncangan pilitik, ekonomi, budaya, sosial, keamanan, pendidikan dan khususnya korupsi merajalela. Kesemua itu mengindikasikan bahwa apa yang dinubuwatkan oleh Nabi SAW sudah terjadi didepan mata. Subahanallah.

"Hampir semua pihak pemangku kepentingan baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat tidak mampu berbuat banyak, bahkan cenderung saling tunjuk, lempar kesalahan dan masa bodoh merasa bukan tugasnya. Kalaupun ada yang melakukan penanggulangan lebih mengarah pada tindakan kuratif tapi tidak kreatif"

Teguran Kasih Sayang Tuhan Ymk. 

Kembali ke masalah banjir Jakarta dan wilayah lain di Indonesia, bahwa diharapkan para elit negeri yang dipimpin oleh Presiden Jokowi (Jokowi) agar memperhatikan atau membaca tanda zaman itu dengan serius atas fenomena bencana banjir Jakarta atau Jabodetabek dan bencana lainnya di seluruh Indonesia.

Kenapa Ibukota Jakarta yang diserang habis-habisan oleh banjir diluar kebiasaan. Setelah berturut-turut pada bulan Januari-Februari 2020 banjir melanda Jabodetabek. Padahal sebagian infrastruktur penyebab atau pencegah banjir sudah mulai bagus diperbaiki, seperti Sungai Ciliwung dan tiga belas anak sungainya sudah tertata rapi. Termasuk membangun atau merehabilitasi waduk, sumur resapan dan lainnya. 

Tapi justru air tidak terkendalikan. Berarti ada masalah non teknis yang perlu segera disadari dan dibenahi. Harus diakui bahwa Indonesia terjadi dekadensi moral. Dosa terhadap rakyat sungguh besar sekali. Situasi dan kondisi yang luar biasa karena kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran semakin memprihatinkan. Pemerintah sepertinya sangat berdosa pada rakyatnya sendiri.

Segera menyadari diri untuk berbenah dan sebelumnya Presiden Jokowi perlu memimpin pertobatan nasional. Khususnya segera dorong dengan serius program revolusi mentalnya. Sepertinya program ini jauh panggang dari api. Jangan bersandiwara dengan program tersebut. Ayo jalankan dengan serius. Indonesia hancur karena korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun