Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Optimalisasi Bank Sampah di Kawasan Gunung Bromo, Sudah Sejauh Mana?

13 Desember 2019   22:30 Diperbarui: 22 Desember 2019   10:59 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sampah Gunung Bromo Probolinggo Jawa Timur (13/12). Sumber: Dokpri

Green Indonesia Foundation (GiF) melakukan kunjungan ke Gunung Bromo Midnight Tour tanggal 12-13 Desember 2019. Berangkat dari Surabaya tanggal 12 Desember 2019 pukul 23.30 WIB dengan melewati Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.

Dengan waktu tempuh sekitar 3 jam menelusuri jalan sempit dan pendakian sampai mencapai puncak Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur.

Pada kunjungan GiF ke Gunung Bromo tersebut untuk survei sampah destinasi wisata dan sekaligus berbagi solusi sampah di Taman Nasional Bromo Indonesia.

Di sana juga sekalian menyaksikan matahari terbit (sunrise) pada pagi hari yang cerah,  walau suasana sangat dingin tanpa persiapan pakaian yang memadai.

Sedikit info bahwa Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Terkenal dengan kaldera atau lautan pasir dan kawah yang eksotis, serta pemandangan matahari terbit (Bromo Sunrise Tour) yang sangat indah di pagi buta bagi penikmat sunrise.

Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur dan Indonesia bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Sebagai sebuah objek wisata, Gunung Bromo yang tegak berdiri di tengah lautan pasir menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Kawasan Wisata Bromo terletak pada ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, dan diapit oleh empat kabupaten bagian dari pemerintahan Propinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang. 

Untuk mencapai Gunung Bromo,  kendaraan pribadi tidak diizinkan dan di sana disiapkan atau dipersewakan kendaraan Jeep dan Motor.

Ilustrasi: TPS dengan latar Gunung Bromo (13/12). Sumber: Dokpri
Ilustrasi: TPS dengan latar Gunung Bromo (13/12). Sumber: Dokpri
Bank Sampah Kawasan Gunung Bromo

Sampah Gunung Bromo perlu penanganan khusus dan serius agar tidak mengotori destinasi wisata Gunung Bromo, utamanya di sekitar area parkir. 

Kebetulan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) Gunung Bromo dari Pintu arah Kabupaten Probolinggo ditempatkan sekitar area parkir dan kuliner dan juga di belakang kantor pengelola kawasan. Paling berbahaya karena timbulan sampah tepat berada di atas perumahan penduduk.

TPS tersebut sangat perlu direvitalisasi yang dikemas dalam sebuah strategi tersistem untuk optimalisasi TPS dengan membentuk Bank Sampah Kawasan Destinasi Wisata Gunung Bromo.

Tujuannya agar sampah dan barang yang berpotensi sampah tidak dibuang pada sembarang tempat dan semua yang jorok itu dapat terhindarkan sekaligus dapat bernilai ekonomi dan ecologi tetap terjaga.

Data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menunjukkan setiap pengunjung membuang sekitar 0,5 kilogram sampah di Gunung Semeru. Padahal, setiap hari gunung tersebut disambangi 200 hingga 500 pendaki. Artinya, di Gunung Semeru ada sekitar 250 kilogram sampah per hari.

Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Gunung Semeru. Sejumlah aktivis lingkungan mengatakan tumpukan sampah di taman nasional dan gunung di seluruh Indonesia menjadi panorama umum.

Bank sampah Gunung Bromo harus dibentuk dan dijalankan sebagaimana amanat regulasi sampah agar sampah tidak tercecer dimana-mana. Apalagi posisi TPS yang ada disana itu menempati dua posisi. 

Selain TPS yang ada di area parkir, juga ada TPS di belakang kantor pengelola atau manajemen Taman Nasional Gunung Bromo. TPS tersebut pada posisi menghadap Gunung Bromo, sebaiknya ke dua TPS itu disatukan saja di dekat area parkir kendaraan bermotor.

Sampah organik dikelola dengan menggunakan atau menempatkan komposter olah sampah organik pada area tertentu dan sampah anorganik dibawa kembali oleh pengunjung setelah diidentifikasi dan dikurangi potensi sampahnya pada pintu gerbang masuk ke Kawasan Gunung Bromo. 

Tidak perlu lagi menempatkan tempat sampah anorganik bila sistem pengelolaan bank sampah berjalan sesuai mekanismenya.

Para turis domestik dan mancanegara harus "dipaksa" (baca: tersistem) untuk menyimpan sampah organik yang tersisa dari makanannya di komposter olah sampah organik dan sampah plastik.

Tidak hanya itu, kertas dll dibawa kembali sampahnya ke pos yang telah ditentukan dengan sebuah strategi berbasis regulasi dan dikelola atau di manage oleh bank sampah yang ada di kawasan tersebut.

Probolinggo,  13 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun