Anak kecil diarak, duduk ϑĩ atas tandu ♈ªϞƍ dihias menyerupai binatang.. ϑĩ Subang disebut sisingaan, ϑĩ ponorogo namanya reog sementara ϑĩ pantura; indramayu, cirebon brebes dikenal dengan buroh. Anak kecil diarak keliling kampung sebagai hadiah dan hiburan karena telah berani dikhitan untuk anak lelaki dan dirupus (gigi dikikir) untuk gadis kecil.
Penganten sunat, sebutan untuk anak lelaki ♈ªϞƍ sedang bergembira itu diarak keliling kampung diiringi lantunan lagu dan musik. Live music ♈ªϞƍ enerjik. Pada awalnya musik pengiring ♈ªϞƍ dimainkan adalah alat musik tradisional dengan lagu daerah setempat. Sesuai perkembangan zaman saat ini ada juga ♈ªϞƍ memanfaatkan tape recorder ♈ªϞƍ lalu dipancarkan melalui pengeras suara.
Arak arakan dalam bentuk berbeda dengan subjek berbeda juga ada dalam sebagian masyarakat Mataram. Dalam sebuah kesempatan berkunjung ke Mataram saya agak surprise ketika mobil teman ♈ªϞƍ mengantar saya ke bandara bergerak lambat dan cenderung berhenti, macet. Cukup lama. Bukan macetnya ♈ªϞƍ membuat surprise, sebab sudah santapan sehari hari saya ϑĩ Jabotabek. Tapi penyebab macetnya itu lho.
Dalam kemacetan lamat lamat saya mendengar suara tetabuhan alat musik. Semakin mendekat mulai terlihat sumber suara itu. Sekelompok orang; laki perempuan, anak anak, remaja dan dewasa bahkan juga kakek dan nenek berarak serempak menyusur jalan raya. Ada ♈ªϞƍ bernyanyi mengikut alunan bunyi ♈ªϞƍ dipancarkan dari "toa". Sebagian berjoget meningkahi suara gendang. "Ada juga tuh ♈ªϞƍ bari mabok", teman saya menambah info sambil tetap waspada ϑĩ belakang setir; serius menatap jalan menyibak rombongan pawai ♈ªϞƍ menutup sebagian jalan. "Apa ♈ªϞƍ mereka lakukan ϑĩ jalan raya, jalan utama menuju bandara ϑĩ siang bolong dengan panas ♈ªϞƍ menyengat", tanya saya. Saya menduga Ini arakan "pengantin sunat". Tetapi teman saya menggeleng. "Ini bukan arakan "pengantin sunat", tegasnya.
Saya menemukan jawaban setelah kami hampir berada ϑĩ ujung arakan. Posisi paling depan arakan berjejer dua orang; pria dan wanita muda. Berjalan lambat dengan riasan dan pakaian adat. Wajah riang memancar dari wajah mereka. Gagah dan cantik. "Itu pengantin ♈ªϞƍ diarak keliling, untuk memberitahu khalayak bahwa mereka telah resmi menikah". Teman saya menyimpulkan jawaban.
Saya menduga pengantin ini adalah penduduk ♈ªϞƍ rumahnya berada ϑĩ tepian jalan raya. Lagi lagi dugaan saya meleset. "Dari desanya mereka naik kenderaan, biasanya kenderaan bak terbuka, menuju jalan raya". Teman saya memberi tambahan informasi, sembari memacu mobilyang terasa menderu. Saya menarik nafas lega; dan berhasil faham mengapa teman saya menyarankan agar kami berangkat ke bandara Lombok International Airport lebih awal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H