Kemudian setelah itu, para siswa diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca. Tahap ini ternyata bukanlah hal yang mudah. Mayoritas siswa merasa malu dan takut untuk maju ke depan. Adanya dorongan berupa afirmasi bahwa mereka berpeluang bisa dan kata semangat, tidak adanya penghakiman serta hadiah sebagai apresiasi membuat mereka berani maju ke depan. Terdapat dua orang dari kelas 6C, seorang dari kelas 6A, dan empat orang dari kelas 6B yang memberanikan diri menceritakan isi buku yang telah mereka baca. Diantaranya ada yang menceritakan kembali kisah novel sejarah, misteri, bacaan ringan, hingga komik. Mereka juga menyampaikan perasaan mereka setelah membaca buku tersebut. Ada yang merasa senang, sedih, heboh, hingga ada juga yang merasa biasa saja namun merasakan ketenangan saat membaca karena adanya instrumen musik.
Perlakuan tidak menghakimi, penuh apresiasi dan motivasi terhadap siswa merupakan metode pendidikan karakter yang dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri dan keberhargaan. Sehingga seiring waktu dan bertambahnya usia, mereka akan selalu termotivasi untuk berupaya keras, terus maju, hingga menjadi generasi bangsa berkualitas yang selalu ingin mempelajari hal-hal yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H