Mohon tunggu...
Hasan Mubarok
Hasan Mubarok Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mari Mengenal Mazhab Alternatif Kritis

27 Februari 2018   20:47 Diperbarui: 27 Februari 2018   20:48 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

1.  Mazhab Mainstream  

Mazhab mainstream berbeda pendapat dengan mazhab Baqir. Mazhab ini setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas misalnya, total permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada titik ekuliberium. Akan tetapi, jika berbicara ditempat dan waktu tertentu. Sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya. Hal ini sering terjadi. Suplai beras diEtiopia dan banglades misalnya,  dibandlngkan diThailand. Jadi. Keterbatasan sumber daya memang ada. Bahkan diakui pula oleh lslam. Sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas dianggap sebagai hal yang alamiah. Dalilnya adalah:

"megah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Sekali kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui! Sekali kali tidak sekiranya kamu mengetahui dengan pasti." (Q.S.At-takasur[102]:1-5)

Nabi MuhammadSAW. Pernah menyatakan bahwa manusia tidak akan pernah puas. Apabila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua Iembah. Apabila diberikan dua lembah, ia akan meminta tiga lembah, dan seterusnya sampai ia masuk kubur.

Dengan demikian, pandangan mazhab ini tentang masalah ekonomi hamper tidak berbeda dengan pandangan ekonomi konvensional. Kelangkaan sumber daya menjadi penyebab munculnya masalah ekonomi. Apabila demikian, dimanakah letak perbedaan mazhab mainstream dengan ekonomi konvensional?

Perbedaannya terletak dalam cara menyelesaikan masalah. Dilema sumber daya yang terbatas versus keinginan yang tidak terbatas memaksa manusia untuk melakukan pilihan atas keinginannya. Setelah itu, manusia membuat skala prioritas pemenuhan keinginan, dari yang paling penting sampai yang paling tidak panting. Datam ekonomi konvensional, pilihan dan penentuan skala prioritas dilakukan berdasarkan selera pribadi masing masing. Manusia boleh memper timbangkan tuntutan agama boleh juga mengabaikannya. Dalam bahasa Al-Quran, pllihan dilakukan dengan mempertuhankan hawa nafsunya akan tetapi, dalam ekonomi islam, keputusan pilihan ini tidak dapat dilakukan semaunya. Perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan termasuk ekonomi  selalu dipandu oleh Allah melalui Al-Quran dan As-Sunnah.

.Tokoh-tokoh mazhab ini diantaranya M.Umar Chapra, MA. Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, dan lain-lain, yang mayoritas bekerja diIslamic Development Bank (IDE). Mazhab ini memiliki dukungan dana dan akses keberbagai negara, sehingga penyebaran pemikirannya berlangsung dengan cepat. Mereka adalah paradoktor dibidang ekonomi yang belajar( dan ada juga yang mengajar ) diuniversitas-universitas Barat. Oleh karena itu, mazhab ini tidak pernah membuang sekaligus teori-teori ekonomi konvensional kekeranjang sampah.

A.  MazhabAlternatif-Kritis

Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran ( Ketua Jurusan Ekonomi diUniversity of Southern California ), Jomo ( Yale, Cambridge, Harvard, Malaya ), Muhammad Arif, dan lain-lain. Mazhab ini mengkritik kedua mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Dengan kata lain, menghancurkan teori lama kemudian menggantinya dengan teorl baru. Sementara itu, mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variable riba dan memasukkan variable zakat serta niat

Mazhab ini adalah mazhab yang kritis. Mereka berpen dapat bahwa analisis kritis tidak hanya dIlakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi lslam. Mereka yakin bahwa Islam pasti benar, tetapi ekonomi Islam belum tentu benar karena ekonomi Islam adalah hasil tafsiran manusia atas Al-Quran dan As-Sunnah, sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak. Menurut mereka, proposisi dan teori yang diajukan oleh ekonomi lslam harus selalu diuji kebenarannya sebagai mana yang dilakukan terhadap ekonomi konvenslonal.

B. Tokoh Madzhab Alternatif Kritis

  • Timur Kuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun