Mohon tunggu...
Hasan Darmawan
Hasan Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Halo semua!! Disini saya akan membagikan karya tulisan saya

Hallo semua.... Saya disini akan membagikan opini-opini saya seputar dunia pendidikan dan kesehatan yang tentunya dengan data-data yang valid dan dapat ditanggung jawabkan Mohon bimbingannya, terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stigma Masyarakat Indonesia terhadap Ilmu Matematika

18 Januari 2023   22:42 Diperbarui: 18 Januari 2023   22:43 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu matematika? 

Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang logika pada bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain dan terbagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu analisis, aljabar, dan geometri. Ilmu matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat memahaminya dan tidak jarang seseorang yang belajar matematika akan mengalami kesulitan dalam belajar ilmu ini. Tahukah kalian?, bahwasanya Ilmu matematika dalam masyarakat Indonesia dianggap sebagai ilmu yang sulit, banyak formula dan rumus, menghitung angka-angka yang semuanya dianggap hanya bisa dikuasai oleh orang-orang yang pintar atau cerdas. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, ilmu matematika memang menggunakan simbol dan rumus untuk menyatakan suatu hal atau keadaan dan diperlukan perhitungan yang sedikit ataupun banyak tergantung dari permasalahan yang akan diselesaikan. 

Stigma ini sudah menjadi tradisi yang turun-temurun di kalangan masyarakat Indonesia yang akhirnya banyak pelajar yang takut dan enggan untuk belajar matematika dan menjadi tidak suka dengan ilmu ini. Dalam survei yang dilakukan oleh penulis mengenai belajar matematika kepada 100 siswa disuatu sekolah menengah atas didapatkan hasil, yakni 65% beranggapan bahwa ilmu matematika sulit, 53% beranggapan ilmu matematika membosankan, 45% beranggapan pembelajaran matematika yang monoton hanya menerangkan materi dan mengerjakan latihan soal yang akhirnya membuat belajar matematika menjadi tidak mudah dipahami dan kurang efektif diberikan kepada siswa. Berangkat dari hasil survei yang dilakukan oleh penulis maka didapatkan beberapa permasalahan yang menjadikan mengapa matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit dan kurang disukai oleh masyarakat Indonesia dan diperlukan solusi untuk dapat mengatasinya. 

Dari permasalahan tersebut terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi anggapan atau stigma tentang ilmu matematika. Pertama, untuk dapat mengatasi anggapan mengenai ilmu matematika yang sulit maka diperlukan sosialisasi kepada para siswa di sekolah dan guru dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai ilmu matematika agar para siswa dapat melihat dan memahami esensi ilmu matematika sebelum benar-benar belajar ilmu ini. Kedua, dalam setiap kegiatan belajar dan mengajar seorang guru dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran materi matematika yang akan diterangkan agar para siswa mengetahui maksud dan tujuan belajar materi tersebut. Ketiga, seorang guru dapat memberikan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan kepada para siswa agar terbentuk pola pikir dan menghapus stigma tentang matematika yang sulit dan membosankan, misalnya memberikan metode bermain sambil belajar pada materi operasi angka. Keempat, buatlah lingkungan belajar yang mendukung semangat dan membangun pola pikir yang baik tentang ilmu matematika, misalnya jadikan ilmu matematika sebagai hal-hal yang dekat dengan kehidupan para siswa, misalnya siswa diberikan uang jajan oleh ibu atau ayah dan dari sana dapat diberikan sosialisasi serta pemahaman mengenai bagaimana cara mengatur uang, memaksimalkan pengeluaran agar uang jajan tidak habis hanya untuk membeli keperluan yang kurang penting. Dengan begitu, tidak hanya mengubah pola pikir dan semangat belajar matematika, tetapi dapat membantu mengembangkan karakter dan kepribadian siswa menjadi lebih baik. Kelima, peran orang tua sangat penting untuk mendukung dan membentuk pola pikir siswa mengenai ilmu matematika karena pendidikan pertama seorang anak adalah orang tua dan jika orang tua melatih siswa untuk dekat dengan matematika maka anggapan buruk masyarakat tentang ilmu matematika tidak akan membuat siswa tersebut terpengaruh terhadap isu tersebut. 

Itulah beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk dapat membantu para siswa atau anak mereka dalam belajar dan memahami esensi ilmu matematika. Penulis sebagai seorang mahasiswa jurusan matematika mendapatkan banyak pemahaman mengenai mengapa matematika dianggap buruk dalam masyarakat Indonesia, padahal ilmu matematika jauh dari anggapan-anggapan buruk yang selama ini diketahui oleh para siswa. Bertolak belakang dengan anggapan masyarakat tentang matematika, sebenarnya esensi ilmu matematika mengajarkan tentang berpikir secara logis dan mendalam, mengajarkan bernalar dengan cara deduktif, membuktikan dan mengatasi suatu permasalahan, melihat suatu permasalahan sebagai seni. Esensi matematika seperti itu yang seharusnya diajarkan dan ditanamkan kepada seorang anak atau siswa agar mereka lebih dekat dengan ilmu matematika dan mengetahui makna serta fungsi dalam ilmu ini. Dengan begitu, anggapan buruk atau stigma tentang matematika tidak ada dan para siswa dapat senang dan bersemangat dalam belajar matematika. 

Daftar Pustaka atau referensi

Rahma, A., & Nurulaeni F. (2022). Analisis problematika pelaksanaan merdeka belajar matematika. Jurnal Pacu Pendidikan Dasar, 2(1), 35-45. https://ununtb.e-journal.id/pacu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun