Mohon tunggu...
Haryono
Haryono Mohon Tunggu... Digital Strategy - PT Babada Wasaka Indonesia dan Bertravel Media

Suka jalan-jalan, menikmati kuliner, suka dengan suasana alam dan tata kota. Bekerja sebagai digital strategy di Pekanbaru, Riau. Kerja part time sebagai owner agency digital marketing yang membantu UMKM dan korporasi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Tumpeng, Awalnya Sesajen Leluhur Kini Jadi Sajian Modern untuk Banyak Acara

20 Februari 2025   13:28 Diperbarui: 20 Februari 2025   15:46 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpeng Porsi Jumbo (Gambar: Catering Ummi Panam Pekanbaru)

Tumpeng, sajian khas Indonesia yang berbentuk kerucut kuning ini, sudah lama menjadi bagian dari budaya kita. Sajian tumpeng identik dengan sajian nasi kuning berbentuk kerucut dilengkapi dengan lauk pauk dan sayuran. Namun, tahukah kamu bahwa makna dan penggunaan tumpeng telah mengalami pergeseran dari masa ke masa? 

Dulu, tumpeng identik dengan upacara keagamaan dan persembahan kepada leluhur. Kini, tumpeng lebih sering hadir dalam acara-acara modern seperti ulang tahun, grand opening, atau hari jadi. 

Yuk, kita bahas perjalanan tumpeng dari masa lalu hingga masa sekarang!

Tumpeng di Masa Lalu: Sesajen untuk Leluhur

Di masa lalu, tumpeng memiliki makna spiritual yang sangat kuat. Tumpeng sering dijadikan sebagai sesajen dalam upacara adat atau keagamaan, terutama dalam budaya Jawa. Tumpeng juga digunakan sebagai persembahan kepada leluhur atau roh sebagai bentuk penghormatan dan permohonan berkah.

Dalam budaya Jawa tumpeng juga memiliki makna filosofis yang mesti untuk diketahui. Bentuknya yang kerucut melambangkan gunung, yang dianggap sebagai simbol kekuatan dan kemakmuran.

Biasanya, tumpeng disajikan dengan lauk-pauk yang memiliki makna simbolis, seperti ikan (lambang ketekunan), telur (kesempurnaan), dan sayuran (kesederhanaan).

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (14/12/2020), tumpeng ini ada dua versi yakni versi Kapitayan dan Sunda Wiwitan. Kapitayan ini merupakan kepercayaan asli penduduk Jawa kuno, yang memuja Tuhan yang disebut Sanghyang Taya. Arti Sanhyang Taya sendiri adalah hampa atau kosong. Sunda Wiwitan adalah kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur dan bersatu dengan alam. Kepercayaan ini dianut oleh masyarakat tradisional Sunda.

Tumpeng di Masa Kini: Sajian untuk Berbagai Acara

Seiring berjalannya waktu, makna dan penggunaan tumpeng pun berubah. Kini, tumpeng lebih sering hadir dalam acara-acara modern yang tidak ada kaitannya dengan upacara keagamaan. Di Indonesia sendiri mayoritas adalah pemeluk agama Islam, sehingga tradisi memberikan sesajen tidak ada lagi.

Namun sajian tumpeng tidak hilang di tengah masyarakat Indonesia. Hanya saja beralih fungsi dan variasi tumpeng pun ada macam-macam. Mulai dari tumpeng model jadul, tumpeng mini, tumpeng sate, tumpeng bertingkat dan lain sebagianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun