Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang suka sekali menulis

"Kurang Cerdas Dapat Diperbaiki Dengan Belajar. Kurang Cakap Dapat Dihilangkan Dengan Pengalaman. Namun Tidak Jujur Itu Sulit Diperbaiki." (Moh. Hatta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap Anak Tidak Suka Dibanding-bandingkan

29 April 2019   20:35 Diperbarui: 8 Mei 2019   09:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.boombastis.com/foto-anak-dunia/47893

"Pak, saya kecewa dengan orang tua saya. Mereka lebih menyayangi adik saya ketimbang saya. Jika saya salah selalu saya dimarahi oleh mereka, tapi jika adik saya yang berbuat salah malah saya juga yang dimarahi. Apa sikap saya akan hal itu." demikian sedikit curhatan seorang anak siswi SMA di sebuah kesempatan diskusi kami dengan para siswa-siswi SMA di kota saya.

Hal ini juga sering saya dengar dari omongan anak-anak saya. Yang kakak akan berkata ayah dan ibu lebih perhatian dengan adik, yang adik berkata demikian pula. Saya dan ibunya selalu tertawa berdua di dapur setiap kami mendiskusikan perilaku kedua putri kami di saat mereka berbuat suatu kesalahan.

Terlepas dari hal tersebut saya dan istri senang anak-anak kami berani untuk mengutarakan maksud hati mereka walau mungkin cara penyampaian mereka terkesan sedikit tidak mengenakan hati. Tapi kami berusaha untuk tetap mendengarkannya tanpa menjelaskan hal tersebut secara langsung kepada mereka disaat mereka marah. Anak-anak pada dasarnya memang tidak suka dibanding-bandingkan dengan yang lain, apalagi dengan saudaranya sendiri.

Hal ini berbeda dengan apa yang pernah saya alami di saat saya masih kecil dulu. Orang tua dulu lebih otoriter dalam mendidik anak-anak mereka. Mungkin karena mereka lahir pada jaman orde lama ataupun orde baru, tidak seperti pada jaman milenial ini anak-anak lebih berani mengutarakan isi hati mereka dengan gaya bahasa mereka saat ini.

Jika dahulu orang tua akan sering berkata anak kecil tahu apa, bapak dan ibu sudah lahir lebih dahulu dari kamu. Sekarang malah terbalik, anak akan mengatakan bapak dan ibu tidak pernah mengerti kami. Sungguh lucu kalau dipikir, kita sebagai orang tua jaman milenial ini harus berkata apa. 

Dari berbagai pengalaman yang pernah saya dapatkan itu, membuat saya tertarik akan beberapa hal mengenai sikap anak. Yang membuat saya berpikir hal ini mungkin seharusnya anak-anak jaman sekarang pahami. 

1. Belajar Untuk Menghargai
Ini bukan merupakan bakat atau bawaan lahir oleh seseorang. Menghargai adalah merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan baik dalam sebuah keluarga ataupun masyarakat. Menurut saya belajar menghargai merupakan sebuah seni yang penting dipelajari dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan menghargai kita belajar untuk saling menghormati yang mencakup beberapa aspek seperti sikap, toleransi, tata krama, empati dan lainnya. 

Contoh kecil belajar untuk menghargai adalah dengan mengucapkan "tolong" disaat kita membutuhkan pertolongan, "maaf" disaat kita berbuat kesalahan dan "terima kasih" disaat kita menerima sesuatu dari seseorang. 

Salah satu cara untuk mengajarkan saling menghargai adalah dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain (bersosialisasi) baik dengan lingkungan sekitar rumah, lingkungan sekolah ataupun di berbagai kegiatan positif lainnya. hal ini diharapkan anak-anak belajar banyak dari pengamatan yang mereka lakukan. Mereka diharapkan mendapatkan berbagai macam perbandingan baik atau buruk akan sesuatu hal, bermanfaat atau tidak bermanfaat akan suatu hal. 

2. Belajar dari Pengalaman
Anak-anak pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar, ingin belajar akan banyak hal. Sehingga dengan mereka berinteraksi dan bersosialisasi  mereka dapat langsung melihat contoh yang akan diajarkan secara langsung. Anak akan belajar dan menyerap lebih cepat jika diberikan contoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun