Mohon tunggu...
Invest Papua
Invest Papua Mohon Tunggu...

Tranformasi Indonesia dengan Integitas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Naik Penerbangan EA 'Emprit Airlines'

19 Juli 2011   10:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311069813378892270

Senin tanggal 11 Juli lalu saya berkesempatan naik pesawat 'EA' Emprit Airlines, jurusan Sorong ke Jayapura.  Pada ticket yang saya pegang terdapat nomor seat 4F, ketika masuk ke dalam pesawat terbang 737-300 ini sudah ada seorang penumpang lain yang juga memegang ticket dengan nomor seat 4F. Penumpang tersebut berkata : 'Mas, kalo EA beginian sudah biasa dan sudah sering'. Nah buat saya ini tidak sering, kalo ngawur begini jangan sering2 dah ( dalam hati ini bergumam ). kemudian saya duduk di 4A dengan hati dag dig dug. Penumpang pun datang silih berganti, hingga ada seorang ibu dari Biak duduk di bangku 4B. masalah masih terus berlanjut, keanehan bersambung ... Pilot sudah mengumumkan agar pintu ditutup, sampai 2 kali pengumuman pilot itu terdengar agar pintu ditutup untuk segera terbang. tapi awak Emprit Airlines ini tak kunjung menutup pintu. Sampai lebih dari 30 menit kekisruhan masih terjadi, hilir mudik crew dan beberapa pria menggunakan HT. ternyata 4 Penumpang tidak kebagian tempat duduk, astaga. Koq mirip bis Kopaja dan Trans Jakarta. bedanya ini pesawat terbang yang akan terbang setinggi 30.000 kaki diatas permukaan laut. Penumpangpun sudah gaduh. Duduk di kursi paling depan adalah Gubernur Papua Barat dan rombongan. Memang sedang musim kampanye pilgub Papua Barat. namun kericuhan terus terjadi. kemudian, satu per satu penumpang yang ada dalam list si petugas pembawa HT melobby, 'Pak maaf ini salah ticketing kami, harusnya bapak terbang besok'. o o ow .... termasuk ibu yang duduk di kursi 4B kena giliran,'maaf bu, petugas kami salah kasih tiket, ibu akan kami berangkatkan besok, tolong ya bu, maaf ya bu, besok siang ya bu'. si ibu dengan polosnya menuruti kata2 si petugas. turunlah 1, 2, 3, dan 4 orang. masyaaa allah ! setelah pintu di tutup dan pesawat siap terbang, keheranan saya bertambah. kursi 4B diduduki oleh crew dengan baju seragam sebuah perusahaan pemilik pesawat. Para penumpang gaduh dan berkata bahwa kejadian seperti ini sering-sering terjadi. ahk, selamatlah saya dapat tempat duduk, tiket sorong ke Jayapura dibeli dengan harga Rp. 2.500.000 saja. tibalah pesawat landing untuk transit di Manokwari, ibukota Papua Barat. setelah menurunkan penumpang transit, kemudian penumpang baru bergabung memasuki pesawat untuk menuju Jayapura. Nah dengan jelas terdengar para pramugari dan crew berkata : 'ayo masuk terus, jalan, duduk saja di kursi yang kosong. silahkan duduk di kursi yang kosong'. Haaaaaaaa ?!!? Hati saya dag dig dug lagi ... ini pesawat terbang atau metromini ? atau bus malam antar propinsi ? tibalah di Jayapura, saya sudah lega namun tidak bisa dicerna dalam logika sesaat. Emprit Airlines ini memang sungguh luar biasa. peraturan keselamatan penerbangan, dan perlindungan penumpang sangat jauh dari standard. maklum saja mereka jual tiket manual dan check ini juga manual. Harga tiket selangit, kebutuhan besar, peluang dan kesempatan untuk meraup keuntungan sesaat. Pembaca yang budiman, bayangkanlah anda sebagai salah satu penumpang di pesawat ini, pasti sangat mengasikan .... selamat untuk perbangan 'Emprit Airlines', sebagai salah satu penerbangan yang paling ngawur sedunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun