Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

PB Djarum, KPAI, dan Indra Sjafri...

8 September 2019   02:47 Diperbarui: 9 September 2019   02:17 2424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (picjumbo.com/Viktor Hanacek)

Namun, tiba satu waktu mucul protes terhadap audisi umum ini dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Tentu itu tidak secara tiba-tiba, walau pihak PB Djarum tidak diikutsertakan, saat KPAI melakukan rapat koordinasi lintas kementerian di Kantor KPAI, Jakarta, Kamis (1/8/2019) siang.

Kementarian yang melakukan rapat koordinasi tersebut yakni Kemenko PMK, Bappenas, Kemenkes, Kemenpora, dan BPOM.

Dari rapat lintas kementerian itulah lahir sebuah kesimpulan: bahwa Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis merupakan kegiatan yang mengeksploitasi anak dengan melibatkan citra merek Djarum sebagai perusahaan rokok.

Jujur. Aku terkejut akan hal ini. Tapi rasa itu justu kembali hadir.

***

Warganet terkejut, aku juga, ketika PB Djarum tidak lagi melakukan audisi umum.

Namun, alih-alih aku terkejut karena keputusan PB Djarum, justru alasanku terkejut karena alasan warganet.

Narasi besar dan sentimen yang lahir melainkan seperti ini: kalau PB Djarum tidak lagi menggelar audisi umum, maka Indonesia tidak akan (lagi) punya pebulutangkis kelas dunia.

Simpulan macam itu seakan ingin menggambarkan: bila tidak ada audisi PB Djarum, maka tidak (mungkin) ada atlet terbaik; atau atlet terbaik hanya ada dari audisi PB Djarum. Sudah.

Maksudku logikanya tidak seperti itu. Toh tidak semua pebulutangkis Indonesia dari PB Djarum. Dan klub bulutangkis di Indonesia tidak hanya PB Djarum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun