Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mulailah dengan "Traffic Blues" untuk Segala Kemacetanmu Membaca Buku

19 Juni 2019   20:00 Diperbarui: 20 Juni 2019   03:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "Traffic Blues" dengan efek Huji. (Dokumentasi Pribadi)

Dan terakhir, ketiga, kamu merupakan orang-orang yang dipilih secara acak oleh istri penulis buku tersebut saat menemukan kardus berisikan buku-buku "Traffic Blues" ketika ia hendak pindah rumah.

Sisa buku tersebut lalu ditawarkan kepada khalayak umum, lewat Twitter miliknya seingatku, dengan mengirim surel nama dan alamat lengkap padanya dan ia yang memilihnya akan dijual ke siapa.

Tidak perlu menebak, aku termasuk golongan ketiga.

***

Meski banyak buku tipis yang bagus yang bisa dibaca setelah kekenyangan opor ayam dan ketupat lebaran, tapi tidak banyak buku-buku tersebut mampu merangsangmu untuk mengambil buku lain untuk lanjut membaca. Setidaknya itu yang aku alami. Namun tidak untuk "Traffic Blues".

Buku yang-mau-tidak-mau dirampungkan guna terlaksananya pernikahan ini jadi memiliki keluwesan, baik dalam bertutur atau topik cerita.

Tetapi aku tidak tahu cerita mana yang dikebut, tapi membaca "Kami Ikut Memperkosa" dan "Dua Fragmen tentang Payudara" jadi sesuatu rasa yang berbeda dari 11 cerita yang ada.

Baca: Setengah Lusin Buku (Tipis) Pilihan Untukmu yang Kekenyangan Ketupat dan Opor Ayam

Sedikit penulis yang mampu menuliskan perkosaan atau payudara dengan erotis tapi tidak mengundang birahi. Biasanya jika sudah membahas perkosaan, penulis terlalu dalam dan larut pada adegan.

Ia terlalu asyik dalam bagaimana perkosaan terjadi. Padahal yang terpenting dan dikaji dari perkosaan adalah bukan bagaimana ia memerkosa, tapi apa efek setelah perkosaan tersebut. Bagaimana nasib yang diperkosa? Bagaimana kondisi psikis korban pemerkosaan itu?

Bukan malah menceritakan dengan jelas dan saksama bagaimana pakaian disobek paksa, lalu kemaluan masuk seperti palu yang menghantam paku, dan keduanya justru menikmati kegiatan tersebut. Who care!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun