Mohon tunggu...
Harry Purwanto
Harry Purwanto Mohon Tunggu... -

Saya lahir di kaki Gunung Semeru Lumajang-Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gunung Semeru Pakune Jawa, Bersemayamnya Para Dewa

1 Mei 2011   09:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 3622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewa-Dewa atau makhluk halus. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib. Menurut orang Bali, Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati masyarakat Bali.

Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib.

Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimana pun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan Mahkluk halus yang mendiami daerah keliling gunungnya. Roh halus tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau. Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati.

Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat mahkluk halus penunggu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna oranje di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita.

Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis bisa melihat makhluk halus itu dan bicara dengannya. Terserah orang percaya pada makhluk halus atau tidak, tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Semeru banyak didiami oleh makhluk ghoib. Bahkan ada pantangan bagi pendaki Semeru, tidak boleh berkata untuk menaklukkan puncak keabadian. Jika sampai melanggar bisa mengalami celaka seperti kesasar dan meninggal dunia jatuh ke jurang lereng Semeru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun