Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Lainnya - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Bijak Menghadapi Quarter Life Crisis

12 Desember 2019   06:47 Diperbarui: 13 Desember 2019   02:36 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hellosehat.com

Masa muda merupakan masa emas atau masa di mana manusia memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan dapat menghasilkan karya-karya yang gemilang. Di sisi lain, masa ini juga dapat menjadi momok bagi anak muda karena ketidaktentuan atau kebingungan akan kehidupan.

Istilah untuk menggambarkan ketidaktentuan dalam kehidupan anak muda biasanya disebut sebagai "quarter life crisis". Quarter life crisis merupakan suatu periode yang dimulai dari usia 20-an hingga 30-an yang mengakibatkan seseorang mengalami ketakutan, rasa ragu, kekecewaan dan rasa ketidakamanan terhadap hidupnya.

Quarter life crisis dapat disebabkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri. Salah satu faktor dari dalam adalah sering membandingkan diri atau merasa lebih rendah dari orang lain. 

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan sedari masa anak-anak, biasanya seseorang sering disugesti sebagai seseorang yang tidak berharga ataupun seringnya mengalami kegagalan hingga seseorang merasa putus asa.

Keimanan seseorang juga dapat menjadi faktor dari dalam diri yang mendorong terjadinya hal ini. Seseorang yang tidak memiliki sandaran hidup ataupun pengharapan yang besar akan mudah mengalami kekacauan ketika ia mengalami hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Selain itu, Psikolog dan penulis, Dr. Lara Fielding mengatakan bahwa banyaknya pilihan, akses dan dukungan yang tidak diikuti oleh pendirian diri yang kuat dapat menjadi faktor yang mengakibatkan quarter life crisis. Hal ini berarti orang-orang muda yang hidup di zaman ini memiliki banyak pilihan dan peluang terhadap hidup. Banyaknya pilihan mengakibatkan ketakutan akan terjadinya salah memilih hingga tekanan yang membuat mereka depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh Psikolog Dr. Oliver Robinson terhadap 2000 anak muda di Inggris menunjukkan bahwa faktor eksternal terbesar yang dapat menyebabkan quarter life crisis adalah ketidaktentuan finansial yakni sebanyak 53%. Faktor lain seperti pekerjaan yang tepat dan tantangannya, keinginan terhadap properti (rumah dan fasilitasnya) dan pasangan hidup yang tepat mengikuti dengan 20an%.

Jika krisis ini tidak ditangani dengan baik, maka akan mendatangkan dampak-dampak negatif bagi kehidupan anak muda. Dampak terhadap kehidupan sosial hingga kesehatan dapat tercipta dari problem ini.

Setiap orang sangat ingin dipandang dengan reputasi yang baik oleh orang-orang di sekitarnya. Baik dalam sisi ekonomi, pekerjaan yang baik dan kehidupan rumah tangga yang harmonis menjadi dambaan setiap anak muda. Hal ini membuat seseorang seringkali membandingkan kesuksesan orang lain dengan apa yang saat ini dimilikinya.

Rasa pesimis dan keraguanpun akan membuatnya tidak bisa menjadi diri sendiri, merasa level sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang ia pakai sebagai role model kesuksesannya. 

Hal lainnya berkaitan mengenai gaya hidup. Seseorang akan meniru semua hal (pakaian, fasilitas, gadget, dll) yang dimiliki orang lain meskipun ia tidak memiliki cukup materi untuk memenuhinya.

Selain dampak sosial, quarter life crisis juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya terhadap kesehatan mental. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa enam dari 10 milenial mengalami quarter life crisis dan membuat mereka dengan mudah mengalami anxiety disorder atau gangguan kecemasan yang berlebihan.

Jika hal ini tak ditangani maka dapat menimbulkan gangguan mental yang lebih parah dan dapat juga berpengaruh pada gangguan fisik seperti penyakit jantung, stroke dan berbagai penyakit berat lainnya. Hal ini sejalan dengan peribahasa yang mengatakan "Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat."

Lalu bagaimana cara melewati quarter life crisis dengan baik dan bijak? 

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memiliki iman yang kuat sebagai pegangan. Dengan memiliki iman yang kuat, maka pengharapan dalam menjalani hidup juga akan semakin tinggi. Hal ini dapat menciptakan rasa aman dan semangat yang tinggi dalam mengahadapi setiap tantangan ataupun kegagalan yang datang.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain juga harus dihindari. Setiap orang diciptakan unik dan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan fokus pada diri sendiri, seseorang dapat memutuskan langkah terbaik yang dapat dia ambil dan kesuksesan yang ia perolehpun tidak diukur berdasarkan level dari orang lain, melainkan berdasarkan target atau kepuasan dan kebahagiaan yang ia miliki.

Hal penting lain yang perlu dimiliki adalah prinsip hidup. Dengan memiliki prinsip atau visi hidup yang kuat, seseorang tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh gaya hidup dan tren orang lain karena ia sudah tahu apa yang ia mau. Dengan begitu, ia akan lebih fokus pada tujuan hidupnya sendiri, dibandingkan mengejar apa yang orang lain miliki. Hal ini bukan berarti orang lain tidak boleh dijadikan inspirasi. Tetap saja boleh, namun orang lain hanya ditempatkan sebagai motivasi dan bukan saingan atau tujuan hidup. Seperti kata pepatah, "Musuh terbesar yang harus dikalahkan adalah diri sendiri."

Perlunya peningkatan skill, manajemen waktu, membuat perencanaan hidup, sharing/curhat dengan orang yang dipercaya hingga menjaga pola hidup yang sehat juga merupakan yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap diri sendiri, maka tubuh dan jiwa perlu terus menerus diupgrade dengan pengetahuan dan hal-hal yang membuat hidup menjadi lebih sehat dan maju. Dengan tubuh yang sehat dan mental yang kuat, quarter life crisis dapat ditangani dengan baik.

Sekali lagi, quarter life crisis merupakan hal yang saat ini selalu menghantui anak-anak zaman sekarang. Oleh karena itu, dalam menghadapi hal ini, diperlukan pengetahuan dan langkah yang tepat sehingga hal ini tidak menjadi momok yang dapat merugikan, melainkan menjadi berkah bagi masa mendatang.

Referensi:

Satu ; Dua ; Tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun