Lena lalu berusaha untuk menggendong ayahnya yang berada dalam keadaan lemah tersebut. Saat sedang berusaha sekuat tenaga berjalan, tiba-tiba saja ada seorang petani muda yang lewat. Petani muda tersebut nampak cukup asing.
"Permisi nona, bolehkah saya membantu?" Tanya petani tersebut karena tergerak oleh belas kasihan.
"Tentu saja boleh. Tetapi apakah engkau tidak merasa takut atau jijik dengan rupa ayahku?" ujar Lena.
"Tidak apa-apa. Mari aku bantu." Tegas si petani muda.
Tidak lama berselang, mereka tiba di rumah sang petani muda. Rumah yang cukup sederhana di dekat daerah persawahan. Petani muda tersebut hanya tinggal sendirian.
Petani muda tersebut lalu membantu mengobati si tua monster dengan berbagai macam ramuan obat. Setelah itu Lena dan ayahnya diberi makan sepuasnya. Rupanya petani muda tersebut juga sangat paham tentang berbagai jenis pengobatan.
Lena dan ayahnya diijinkan tinggal beberapa waktu di rumah petani muda tersebut hingga keadaan sang ayah membaik. Setiap kali si petani muda tersebut pergi, Lena dan ayahnya yang akan menjaga rumahnya.
Nampaknya Lena mulai jatuh hati pada si petani muda yang baik hati tersebut. Ketulusannya dalam membantunya dan ayahnya membuat keadaan sang ayah yang di juluki si tua monster itu mulai pulih.
Suatu kali saat si petani muda baru saja pulang dari sawahnya, ia lansung saja pergi dan melihat keadaan si tua monster.
"Tuan, engkau sudah sangat baik kepada kami. Akan tetapi kami belum mengetahui namamu. Bolehkah kami tahu siapa namamu?" Tanya Si tua monster yang baru saja mulai berbicara setelah selama ini hanya diam.
"Namaku adalah Melki, bapak. Apakah keadaanmu sudah membaik?" jawab Petani muda yang diketahui bernama Melki tersebut.