Masyarakat Barito Utara khususnya warga Muara Teweh menyambut antusias dan suka cita kepindahan Kantor Satpol PP Kab. Barito Utara ke Bangunan Bandara Beringin. Bandara Beringin yang sudah tidak digunakan karena sudah ada Bandara baru.
Dua tahun ditutup, Bandara Beringin menjadi tempat jin buang anak. Anak muda yang tidak dibina dengan jelas tega melakukan pengrusakan luar biasa. Jendela pintu dirusak, kaca kaca jendela dipecahkan, wc, wastafel dihancurkan, pagar dirusak dilubangi, dipotong potong, besi selokan, dicuri, dinding dicoret coret dengan kalimat jorok.
Landasan dijadikan tempat balapan liar, bangunan bandara dijadikan tempat maksiat, tempat mabuk mabukan dan nge-lem. Meskipun ada yang memanfaatkannya sebagai sarana olah raga tapi balapan liar pasti lebih memonopoli landasan. Terakhir menjadi tempat gulat anak perempuan berebut pacar.
Ditengah kecamuk pembangunan fisik, kita masih kedodoran dalam pendidikan mental, moral dan etika. Moral remaja sekarang diserbu oleh luapan informasi dari seluruh dunia tanpa saringan. Bila yang tua diuji dengan kejahatan korupsi, yang muda dicoba dengan kemerosotan moral.
Nasib jadi mantan, dicampakan, merana dan sedih. Suasana kebatinan yang dialami Bandara Beringin, padahal Bandara Beringin lebih dahulu menjadi sarana transportasi daripada jalan darat ke kota lain. Dahulu mobilisasi barang dan orang melalui jalur air, sungai, kemudian Bandara Beringin dibuat sebagai bandara perintis melayani mobilitas orang di udara.
Bandara Beringin adalah bandara perintis yang sudah lebih dari 50 tahun melayani penerbangan pesawat rute Muara Teweh, Palangka Raya, Banjar Masin, Balikpapan. Sekarang dengan adanya Bandara Baru HM Sidik, Bandara Beringin pun sempat terlupakan.
Satpol PP pun harus patroli berulang ulang namun kelakuan nakal anak anak juga tetap berulang ulang, balapan liar jalan terus, maksiat tetap lanjut. Malam tahun baru, malah banyak yang pacaran gelap gelapan. Kasian sekali mau nongrong di cafe ga ada duit, nongkrong di Bekas Bandara diusir Satpol PP.
Entah kebetulan atau memang takdir Satpol PP yang diawal tahun ini berdiri sendiri karena dipisahkan dengan pemadam kebakaran diputuskan Pemerintah Daerah berkantor di Bandara Beringin, maka berakhirlah petualangan remaja pembuat rusuh dan kemaksiatan. Dimulailah era baru sang mantan bandara menjadi perkantoran Satpol PP.
Kepindahan Kantor Satpol disambut baik dan antusias oleh masyarakat baik oleh masyarakat sekitar bandara maupun nitizen di media sosial. Penduduk sekitar merasa aman, tidak terganggu kebisingan motor balapan, ketika malam rasa horor bangunan terbengkalai pun hilang.