Mohon tunggu...
Harry Darmawan Hamdie
Harry Darmawan Hamdie Mohon Tunggu... Relawan - PNS pada Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Barito Utara, Inisiator Beras Berkah Muara Teweh Kalteng.

PNS pada Satuan Polisi Pamong Praja di Kab. Barito Utara Kalimantan Tengah. Inisiator Komunitas Beras Berkah di Muara Teweh Kalteng dan Ketua Yayasan Beras Berkah Muara Teweh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjalanan Sarat Makna ke Desa Lemo

30 November 2022   07:31 Diperbarui: 4 Desember 2022   16:37 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Satpol PP Barut

Kami memulai perjalanan dengan ragu. Sejak subuh hujan, meskipun kemudian di pagi hari mulai reda tapi di rumah masih gerimis dan informasi dari staf di kantor pun masih gerimis.

Karena hari Korpri kami diperintahkan menggunakan baju Korpri tapi saya terpaksa menggunakan baju Satgas Pol PP warna cream karena baju korpri ada digudang, baunya sudah tak menentu dan warnanya pun tak lagi cerah.

Dengan jaket hitam tebal andalan, saya pun berangkat menerjang gerimis. Saya yakin anggota sudah menunggu untuk bertugas melakukan Sosialisasi ke Desa Lemo sesuai rencana yang sudah disepakati.

Tiba di kantor saya langsung mencek persiapan dan personil yang akan berangkat. Ada personil yang tidak bisa hadir karena ada penugasan lain sehingga saya terpaksa menambah personil yang berangkat dari anggota yang stanby dikantor.

Kami memutuskan menggunakan sepeda motor karena jumlah personil yang ikut melampaui kapasitas mobil. Saya tidak tega kalo sebagian naik sepeda motor sementara lainnya naik mobil karena cuaca masih gerimis dan langit masih mendung.

Sepanjang jalan menuju desa Lemo cuaca masih gerimis, namun ketika hampir tiba di tempat tujuan cuaca lumayan cerah namun juga tidak panas. 

Ada beberapa toko yang kami hampiri sepanjang jalan ke Desa Lemo. Syukurlah kami tidak sampai basah kuyup dan perjalanan lancar jaya sampai feri penyeberangan ke desa Lemo. Naik feri alias klotok gampit 2. Tarif satu motor 10 ribu. Mahal ya, mungkin karena BBM mahal, tarif tidak bisa ditawar.

Tiba di Desa Lemo tim langsung melakukan sosialisasi ke beberapa toko tepat di depan jalan keluar feri penyeberangan. Kemudian kami langsung menuju pasar Lemo menyisir pedagang rokok yang menjadi sasaran sosialisasi.

Kondisi pasar seperti biasa, rame. Beberapa pedagang menggelar dagangannya sampai ke bahu jalan desa. Sayangnya kami tidak sedang melakukan penertiban pasar, walaupun beberapa penduduk desa mengharapkan pasar sekalian ditertibkan.

Nampaknya di kemudian hari perlu dikoordinasikan dengan pemerintah desa penertiban pasar. Pasar Desa Lemo, mungkin salah satu pasar mingguan yang paling besar di Kab. Barito Utara.


Setelah selesai sampai ujung pasar kami berbalik arah sepanjang jalan di pinggir sungai Barito menuju Desa Lemo 1. Kami harus melewati jalan yang salah satu warga desa sedang ada persiapan manyaratus (peringatan 100 hari kematian).

Tampak banyak sekali warga desa yang kerja bakti untuk kegiatan yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Jiwa sosial masyarakat desa memang masih terjaga dan ringan tangan, bahu membahu saling bantu.

Masyarakat desa sangat ramah, sering saya ngobrol, dan setiap saya menjulurkan tangan untuk salaman selalu disambut dengan semangat dan antusias.

Di salah satu toko kami sempat ngobrol-ngobrol tentang anak-anak yang sudah merokok, minum minuman keras, bahkan mengkonsumsi narkoba.

Masyarakat Desa Lemo sangat mengapresiasi kegiatan kami untuk melarang penjualan rokok kepada anak sekolah maupun anak usia kurang dari 18 tahun. Sosialisasi kami lanjutkan sepanjang jalan desa dan berakhir di ujung desa tepat di muara sungai Lemo.

Ketika sosialisasi, sengaja saya memberikan kesempatan kepada anggota untuk berhadapan dan berbicara langsung saat melakukan sosialisasi. Latihan public speaking sehingga mereka tidak hanya terlatih fisik atau hard skill saja tapi juga soft skillnya.

Dari daerah pinggir sungai kami melanjutkan kegiatan ke lingkungan sekolah SMP dan SMA N 5 Muara Teweh. Tepat di depan sekolah ada warung yang menjual rokok dan sangat rentan pelanggaran, yaitu menjual rokok kepada pelajar mungkin dalam bentuk "pucukan" atau eceran.

Ketika kami bertemu dengan sekretaris Desa Lemo juga disampaikan keluhan yang sama, dan beliau berharap kami bisa melakukan sosialisasi dan penertiban di lingkungan sekolah tersebut.

Kami sampaikan, bahwa sepanjang 2021-2022 kami telah melakukan sosialisasi ke-11 sekolah sayangnya belum ke SMAN 5 Muara Teweh, di Lemo.

Semoga di tahun depan, seperti rencana kami tidak hanya melakukan sosialisasi tapi juga pengawasan dan penindakan terhadap pelanggar perda Kawasan Tanpa Rokok, terutama kepada toko warung yang menjual rokok kepada anak anak sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun