Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

Suku Bunga Acuan Turun, Sektor Perbankan Menyambut Angin Segar dari BI

31 Juli 2025   16:57 Diperbarui: 31 Juli 2025   16:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) kembali menjadi sorotan utama di sektor keuangan nasional. 

Kebijakan ini dinilai sebagai angin segar bagi sektor perbankan yang selama beberapa waktu terakhir menghadapi tantangan dalam menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) serta mendorong pertumbuhan kredit.

Dalam keterangannya kepada media, Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa penurunan BI rate akan memberikan ruang lebih luas bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, sekaligus mempertahankan daya saing layanan keuangan di tengah ketatnya persaingan industri. 

"Turunnya BI rate tentu akan berdampak positif. Ini menjadi sinyal kebijakan yang mendukung pertumbuhan," ujar Sunarso, seperti dilansir dari Kompas.com.

Saat ini, suku bunga acuan BI diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen. 

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan stabilitas makroekonomi, inflasi yang terjaga, serta dinamika global yang masih berisiko. 

Langkah tersebut sekaligus menunjukkan komitmen BI dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi dan menghadapi tekanan dari perlambatan ekonomi global.

Dari perspektif perbankan, penurunan BI rate akan mengurangi beban biaya dana (cost of fund), yang secara langsung memperbaiki margin keuntungan lembaga keuangan. 

Di sisi lain, masyarakat maupun pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) juga berpeluang mendapatkan akses kredit dengan bunga lebih terjangkau, yang pada akhirnya mendorong konsumsi dan investasi.

Namun, optimisme ini tetap harus dibarengi dengan kewaspadaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun