"Infidelity is about a longing --- not always about sex. It's about desire for aliveness, for connection, for the lost parts of ourselves."
Kalau benar begitu, maka kadang selingkuh terjadi bukan karena pasanganmu buruk. Tapi karena dirimu sedang tidak baik-baik saja, dan mencari versi lain dari dirimu... melalui orang ketiga.
Apakah ini pembenaran? Tentu tidak.
Tapi ini penjelasan --- dan kadang kita butuh itu, sebelum buru-buru menghukum atau membenci.
Apa Kata Psikolog? Selingkuh Bisa Diobati, Tapi...
Dalam jurnal Sex & Marital Therapy (2019), disebutkan bahwa sekitar 20-25% pasangan menikah mengalami perselingkuhan.
Dari angka itu, lebih dari 60% masih memilih bertahan. Tapi apakah mereka bahagia?
Itu lain cerita.
Psikolog klinis Irma Gustiana Andriani menyatakan bahwa selingkuh bisa "diobati" jika:
- Pelaku mengakui kesalahan tanpa syarat
- Pasangan mau melakukan pemulihan bersama, bukan sekadar menunggu pelaku berubah
- Keduanya memahami ulang definisi cinta dan kepercayaan
Sayangnya, tidak semua orang kuat untuk menjalani proses itu.
Kadang, orang selingkuh ingin dimengerti, tapi tidak mau jujur.