Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jemaah Mulai Dipulangkan, Gelombang Kedua Menuju Madinah

12 Juni 2025   08:26 Diperbarui: 12 Juni 2025   08:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar via Kompas.id

Hari-hari setelah puncak ibadah haji adalah masa haru, penantian, dan persiapan kembali pulang. Setelah menjalani rangkaian ibadah yang menguras fisik, mental, sekaligus memperkaya batin, kini jemaah haji Indonesia mulai dipulangkan ke Tanah Air secara bertahap.

Saya mengikuti kabar dari berbagai kanal resmi dan laporan lapangan: jemaah gelombang pertama telah mulai meninggalkan Makkah menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. 

Mereka kemudian langsung diterbangkan ke Indonesia melalui embarkasi masing-masing. Ada haru biru di setiap keberangkatan. 

Ada pelukan petugas, doa yang lirih, dan wajah-wajah letih tapi berseri-seri---karena mereka telah menyelesaikan satu dari lima rukun Islam.

Sementara itu, jemaah gelombang kedua belum langsung pulang. 

Mereka dijadwalkan bergerak menuju Madinah, untuk menunaikan ibadah arbain---salat berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi. 

Ini adalah fase yang juga penuh makna spiritual, karena Madinah menyimpan ketenangan yang berbeda dari hiruk-pikuk Makkah.

Dalam proses pemulangan ini, pemerintah---melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)---memberlakukan sistem kloter (kelompok terbang), yang memudahkan pengaturan logistik dan pelayanan. 

Tak hanya transportasi, layanan kesehatan dan pendampingan khusus bagi jemaah lansia dan berkebutuhan khusus juga menjadi prioritas.

Yang menarik, tahun ini kembali diimbau agar keluarga tidak menjemput jemaah langsung di bandara. 

Bukan tanpa alasan---arus kepulangan yang padat bisa menyebabkan penumpukan dan menghambat kenyamanan jemaah lain. 

Lebih baik menjemput di rumah atau menyambut dengan syukuran kecil di lingkungan masing-masing. 

Intinya: yang penting mereka kembali dengan selamat.

Bagi para jemaah, pulang bukan sekadar kembali ke rumah, tapi juga membawa pulang pengalaman spiritual yang tak ternilai. 

Semoga mereka kembali sebagai pribadi yang lebih sabar, lebih bijak, dan lebih bertakwa. 

Dan bagi kita yang belum berkesempatan berangkat, semoga kisah-kisah haji ini menyemai harapan: bahwa suatu hari nanti, kita juga akan dipanggil ke Tanah Suci.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun