Lebih dari dua ribu tahun silam, Hippocrates, seorang tabib Yunani Kuno yang dijuluki sebagai bapak kedokteran modern, pernah menyampaikan sebuah petuah yang sederhana namun mendalam: "Berjalan adalah pengobatan terbaik bagi manusia."Â
Ungkapan yang disampaikan sekitar tahun 400 SM tersebut pada awalnya mungkin hanya dianggap sebagai anjuran hidup sehat.Â
Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, petuah Hippocrates tersebut kini terbukti secara ilmiah sebagai kebenaran yang tidak terbantahkan.
Berjalan kaki---aktivitas yang tergolong ringan dan bisa dilakukan oleh hampir semua orang---ternyata menyimpan manfaat luar biasa, khususnya dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan jantung.Â
Berbagai penelitian mutakhir mengungkap bahwa jalan kaki, terutama dengan intensitas sedang hingga cepat, memiliki korelasi kuat terhadap penurunan risiko penyakit jantung, penuaan dini, bahkan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Jalan Kaki dan Penurunan Risiko Kematian Dini
Salah satu hasil riset yang memperkuat klaim ini adalah studi yang menyatakan bahwa berjalan kaki sebanyak 8.000 langkah setiap hari berkontribusi besar dalam mengurangi risiko kematian dini.Â
Penelitian ini menjadi titik terang penting di tengah meningkatnya gaya hidup sedentari yang mewabah di berbagai belahan dunia akibat kemajuan teknologi.
Tidak hanya itu, jurnal Device-measured Physical Activity and Cardiac Structure by Magnetic Resonance juga menunjukkan bahwa berjalan kaki mampu menjaga struktur dan fungsi jantung, sekaligus membantu menunda proses penuaan.Â
Studi ini menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk menilai hubungan antara aktivitas fisik dan kesehatan jantung, yang hasilnya mengonfirmasi bahwa orang yang rutin berjalan kaki memiliki struktur jantung yang lebih sehat dibandingkan mereka yang tidak aktif.