Begitu pula dengan guru, yang dalam suasana kerja yang penuh tekanan dan kurang dukungan, akan kesulitan untuk memberikan pengajaran yang efektif dan penuh semangat.
Suasana yang tenang dan mendukung menciptakan ruang bagi pembelajaran yang bermakna.Â
Ketika siswa merasa aman, dihargai, dan dihormati, mereka lebih cenderung untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan, berkolaborasi dengan teman sebaya, dan mengeksplorasi ide-ide baru tanpa rasa takut akan penilaian negatif.Â
Lingkungan yang inklusif mengakomodasi perbedaan individual, memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya masing-masing.Â
Guru, dalam suasana kerja yang positif dan suportif, akan merasa lebih termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka, berinovasi dalam metode, dan memberikan perhatian individual kepada setiap siswa.
Peran orang tua dan komunitas juga tak kalah penting.Â
Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak, baik di rumah maupun di sekolah, memberikan dukungan moral dan emosional yang sangat dibutuhkan.Â
Komunitas yang peduli pendidikan dapat menyediakan sumber daya tambahan, menciptakan program-program pendukung, dan membangun jaringan sosial yang memperkaya pengalaman belajar siswa.
Membangun suasana yang tenang dan mendukung membutuhkan komitmen dari semua pihak.Â
Sekolah perlu menciptakan budaya sekolah yang positif, menangani masalah bullying dan diskriminasi secara efektif, dan memberikan pelatihan kepada guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.Â
Orang tua perlu berperan aktif dalam mendukung pembelajaran anak di rumah dan menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah.Â