DATING
Kencan (red. Pacaran) demikianlah saya memahami arti kata Dating sesuai dengan terjemahannya. Dalam kekristenan tidak mengenal istilah pacaran. Namun, sesuai perkembangan jaman saat ini, hal ini tetap dapat dilakukan oleh orang Kristen, dengan standar khusus yang sesuai dengan iman Kristen. Kita tahu bahwa pacaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal dengan tujuan pernikahan. Tidak ada 'topeng' diantara dua insan yang berpacaran. Artinya, segala proses pacaran sejatinya dilakukan secara inklusif dan terbuka, yang mana proses pacaran berfungsi untuk mengetahui dan mengenal kepribadian, karakter/temperamen, keluarga, kerohanian, kebiasaan, kelebihan, dan kekurangan. Sebab, pernikahan Kristen pada dasarnya adalah sebuah keputusan yang berimplikasi seumur hidup. Pernikahan Kristen hanya boleh diceraikan oleh kematian.
Dalam iman Kristen ada standar yang melekat pada proses pacaran yaitu kekudusan (lih. 1 Pet. 1: 16; 1 Tes. 4:3). Kekudusan adalah dasar dari segala proses berpacaran dalam kehidupan orang Kristen (lih. Kid. 2:7; 3:5; 8:4; Mat. 5:27-28;).
LOVE, SEX, and DATING : PERGUMULAN TIADA AKHIR!
Pergumulan Tiada Akhir demikianlah saya merenungkan makna terdalam akan sebuah tema besar mengenai 'Love, Sex, Dating'. Karena pada dasarnya, orang Kristen tidak imun dari dosa akan seksualitas. Alkitab tidak menyatakan secara eksplisit tentang bagaimana Kristen berpacaran. Tetapi, orang Kristen di dalam berpacaran harus memiliki standar dasar yaitu kekudusan.
Cinta dan Seks merupakan dua hal yang saling berafiliasi dalam proses berpacaran. Ketika seseorang mengambil sebuah keputusan untuk berpacaran, secara sadar hal itu digerakkan karena adanya faktor cinta dan seksualitas yang mempengaruhi.
Hal itu merupakan sebuah pergumulan yang harus terus diperjuangkan dan harus terus dibangun diatas kebenaran Firman Tuhan. Dalam berpacaran hal yang menjadi perhatian utama ialah perbanyak bicara, hindari "bekerja". Hal ini perlu menjadi motto atau jargon dalam membangun cinta melalui proses pacaran.
Orang Kristen harus berani menetapkan standar kriteria dalam menggumulkan seseorang yang hendak dijadikan pacar olehnya yaitu sepadan (Kej. 2:18), seiman (2 Kor. 6:14), dan sevisi (Fil. 1:21a).
Pacaran Kristen sejatinya bukanlah terbatas pada jatuh cinta atau jatuh cinta pada pandangan pertama. Pacaran Kristen sejatinya merupakan suatu proses membangun cinta yang terus menerus dibaharui dari waktu ke waktu. Pergumulan akan hal ini tidak berhenti ketika sepasang kekasih telah dipersatukan dalam pernikahan kudus. Ia akan selalu bergumul hingga kematian yang memisahkan mereka.
Orang yang sudah menikah juga tidak imun terhadap dosa seksualitas. Hal ini terbukti dengan maraknya peristiwa perselingkuhan atau perceraian yang terjadi dewasa ini.
Orang Kristen harus menjadi garam dan terang (Mat. 5:13-16). Oleh karenanya, gaya hidup pernikahan orang Kristen harus menjadi teladan dan sempurna (Mat. 5:48). Itulah yang mendasari perenungan saya, bahwa tema mengenai Love Sex Dating ini merupakan Pergumulan Tiada Akhir.