Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Film

Menonton Film "Jejak Khilafah di Nusantara" (1): Memfilmkan Kebingungan Khilafah

1 September 2020   18:29 Diperbarui: 2 September 2020   08:11 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Problem yang dihadapi oleh kaum pro-khilafah dalam membuat film ini adalah, pertama, miskinya data untuk mendukung film tersebut. Mengapa? Karena, dari segi keilmuan sejarah memang tidak ada hubungan yang nyata antara Khilafah Islamiyah di Timur Tengah dan Nusantara. Bahwa ada kontak dagang, kontak kebudayaan, kontak korespondensi antara Nusantara dan dunia luar itu benar. Sebagaimana Nusantara juga punya kontak dengan India, China, Asia Tenggara, Madagaskar dan Timur Tengah termasuk Khilafah Islamiyah. Kontak budaya, politik, ekonomi dan militer ini lalu dianggap bahwa ada khilafah Islamiyah di Indonesia.

Bila cara berpikir kalangan pro-khilafah ini dipakai, maka bisa saja kalangan keturunan Tionghoa di Indonesia akan mengatakan bahwa Indonesia adalah bagian dari Kekaisaran Tiongkok, buktinya adanya banyak perdagangan Nusantara dan Tiongkok, Laksamana Cheng Ho mondar-mandir ke Nusantara, laporan I Ching kepada kaisar Tiongkok menyebuatkan adanya nama-nama kerajaan China dan raja dengan nama China.

Bila cara berpikir ini dipakai maka orang India juga bisa mengklaim bahwa Nusantara adalah bagian dari Kemaharajaan di India, entah apa namanya. Bukti-bukti itu sangat kuat yaitu adanya kerajaan Hindu di Indonesia, penggunaan bahasa Sansekerta, ada Mahabarata dan Ramayana, banyaknya candi-candi Hindu dan Budha yang berdiri di seluruh Nusantara.

Bila cara berpikir ini dipakai, maka kelak 1 abad yang akan datang akan ada orang Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia adalah bagian dari Kekaisaran Jepang, sebab Jepanglah yang memfasilitasi pembentukan BPUPKI dan PPKI, Proklamasi Kemerdekaan diberi tanggal kalender Jepang bukan kalender Masehi, Bung Karno isterinya orang Jepang. Produk otomotif dan elektronic yang ada di Indonesia sebagain besar buatan Jepang. Maka lengkaplah sudah bukti-bukti bahwa Indonesia adalah propinsi Kekaisaran Jepang. 

Atau, kelak 1 abad yang akan datang akan ada orang Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia adalah anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO). Bukti-bukti itu telah nyata yaitu: Indonesia memiliki hubungan baik dengan pimpinan NATO Amerika Serikat. Indonesia juga punya hubungan dengan para anggota NATO, Inggris, Perancis dll. Para perwira Indonesia banyak yang sekolah di West Point, AS atau Breda, Belanda. Peralatan militer Indonesia sebagian besar buatan AS dan Eropa. Kerjasama pelatihan militer bilateral dengan AS sudah lazim dilakukan oleh Indonesia. Jadi, Indonesia adalah anggota NATO.

Tentu kita akan membantah bahwa Indonesia adalah bagiana dari Kekaisaran Tiongkok, kita juga akan membantah bahwa Indonesia adalah negara bagian Kekaisaran India, kekaisaran Jepang dan bantahan serupa untuk yang mengklaim Indonesia anggota NATO. Bantahan yang sama juga untuk klaim bahwa Indonesia adalah bagian dari Khilafah Islamiyah.

Tapi, bagaimanakah sebenarnya hubungan Nusantara dan Timur Tengah? Hubungan itu memang ada dan sangat intensif dalam perdagangan, kebudayaan, agama dsb. Namun, hubungan itu bukan suatu hubungan terstruktur bahwa Nusantara adalah bagian dari Khilafah Islamiyah manapun, sebagaimana hubungan Turki Usmani dengan negara-negara di Afrika Utara, Turki Usmani-Jazirah Arab, Turki Usmani-negara Balkan. Hubungan antara Turki-Usmani dengan wilayah-wilayah itu adalah antara pemerintah pusat dengan propinsinya. Hubungan semacam ini yang tidak ada antara Turki Usmani-Nusantara.

Jadi, film ini sangat menyedihkan dan memalukan. Ada segelintir orang dari bangsa Indonesia hanya menggunakan semangat belaka tanpa ada rasionalitas untuk sekadar membuktikan bahwa dirinya adalah hamba sahaya, abdi dalem, dari Turki Usmani yang megah. (wir)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun