Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memahami Mengapa Suku Bunga Acuan Dinaikkan

31 Oktober 2023   12:09 Diperbarui: 1 November 2023   02:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Suku Bunga Acuan BI Naik. (Dok KONTAN/Carolus Agus Waluyo)

Seperti biasa, beberapa saat sebelum Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), para ekonom dan pelaku usaha mulai menerka putusan RDG. Kali ini, pendapat mereka nampak sekali terpecah.

Sebagian masih percaya BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate), sementara yang lain berpendapat suku bunga acuan sudah saatnya dikerek ke atas.

Perbedaan pandangan itu cukup beralasan. Mengingat, Indonesia memang sedang menghadapi kondisi perekonomian yang amat dinamis. Persoalan global dan domestik kompak berpadu menekan kembali perekonomian nasional, yang sebenarnya sedang giat menggeliat pasca pandemi.

Apapun langkah yang bank sentral ambil, akan turut menentukan nasib perekonomian bangsa.

Akhirnya, RDG BI Oktober 2023 memutuskan menaikkan suku bunga acuan dari 5,75% menjadi 6%.

Pengaruh Suku Bunga Acuan

BI sebagai bank sentral memiliki kebijakan penetapan suku bunga acuan untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian. Terdapat 3 pilihan penetapan kebijakan tersebut, yaitu menahan, menaikkan, atau menurunkan.

Dalam kondisi normal, perbankan akan merespons kenaikan atau penurunan suku bunga acuan dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga perbankan. Kebijakan tersebut akan mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).

Ilustrasi sederhananya, ketika suku bunga acuan naik maka akan diikuti kenaikan suku bunga deposito. Hasilnya, terjadi perpindahan uang ke perbankan. Dengan berkurangnya uang yang beredar, maka tingkat permintaan barang dan jasa akan turun sehingga inflasi pun makin rendah.

Namun, kenaikan suku bunga deposito akan diikuti pula kenaikan suku bunga kredit. Efek rembetannya adalah kenaikan biaya produksi dan beban lain-lain (overhead costs) bagi dunia usaha, disertai menurunnya tingkat konsumsi dan investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun