Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kala Manusia Menjadi "Budak Cinta"

24 Juni 2019   11:00 Diperbarui: 25 Juni 2019   11:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budak Cinta ~ Sumber gambar: Instagram Hijrah

Semua perceraian diawali dengan sebuah pernikahan. Apapun lembaga survey, pilihan capres dan metodologi penghitungannya keseluruhan angka ini tidak pernah berubah. Manusia merupkan satu-satunya mahluk yang selalu mengalami kesulitan dengan fase kawin, kencan, dan berelasi. Mahluk lain sudah mengatur hal yang berkaitan dengan prosesi mereka. Hal tersebut segalanya berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Manusia memang terkenal ribet. Berbeda dengan binatang semisal belalang sembah yang membunuh pasangannya setelah mereka kawin. Hewan tersebut  mengetahui aturan main perkawinan dan dengan setia memenuhinya. Komitmen perkawinan hewan  ini tidak pernah dilanggar selama jutaan tahun lamanya.

Kita bisa mengambil contoh binatang cumi. Otak hewan tersebut sangat kecil. Hewan tersebut  tidak  pernah ribet perbedaan jantan dan betina, seks atau pra seks. Ketuka cumi betina di waktu tertentu dan siap kawin, cumi jantan mendekat sambil menggerak-gerakan tentakel. Cumi betina memilih tentakel yang paling disukai. Cumi betina tidak pernah menuduh cumi jantan kurang memberi perhatian. Cumi jantan tidak  pernah mencemaskan apakah yang diberikan adalah yang terbaik untuk betina atau untuk dirinya.

Berbeda dengan manusia, ceweknya bilang menginginkan cowok yang peka dan tidak  mau yang terlalu peka juga. Cowoknya tidak mengerti tentang perbedaan kode yang samar. Tidak  paham bahwa harus peka terhadap perasaan cewek, namun sok kuat dan sok jantan dalam hal lain. Begitu rumitnya hubungan manusia tersebut bukan?

Kecerdasan emosional hubungan cewek-cowok yang diwariskan selama jutaan tahun pada perjalanan evolusi manusia dan relatif stabil seperti spesies lain. Semua berantakan setelah manusia mengembangkan bahasa verbal. Otak kita sama persis secara anatomi dan fungsional dengan nenek moyang kita di jaman nomaden dulu. Hubungan emosional cewek-cowok otak masih menggunakan onderdil yang sama. Manusia masih saja gugup dan kebingungan setiap kali mengalami masa lompatan kognitif.

Otak cewek berevolusi sebagai pengandung anak dan penguasa serta pembela sarang. Akibatnya otak cewek sudah terprogram untuk merawat, memberi makan, menyayangi dan mengasuh anak  di dalam kehidupannya. Manusia berevolusi dengan tugas yang sama sekali berbeda. Mereka menjadi pemburu, pengenar, pelindung, penyedia dan pemecah masalah. Logis kalau otak cowok dan cewek terprogram untuk fungsi dan prioritas yang berbeda. Teknologi pencitraan otak terbaru, meneguhkan adanya perbedaan ini. Semuanya stabil hingga manusia mengenal dan mengembangkan bahasa verbal dan berpuncak munculnya kultur pertanian.

Budaya pertanian sepuluh ribu tahun belum cukup waktu bagi otak manusia berevolusi mengakomodasi perubahan hubungan cewek-cowok. Sudah keburu muncul revolusi industri yang berujung cewek menuntut kesetaraan hak. Pada masa ini muncul konsep cinta romantis yang sebenernya percumbuan pra-persetubuhan yang dibalut dengan ribuan narasi yang aneh bin ajaib. Fase ini begitu sangat pendek rata-rata 6-8 bulan.
Perlu dicatat bahwa fase ini yang menjadi perhatian utama hubungan cewek-cowok. Namun ketika dihadapkan dalam hubungan jangka panjang, komitmen kebersamaan lebih diperlukan.

Cowok tidak perlu bersusah payah memiliki kemampuan navigasi jarak jauh mencari buruan, mendeteksi predator. Mereka mendekam tidak  kemana-mana. Cowok mulai beralih  sebagai penguasa sarang. Otak cowok tidak terprogram untuk navigasi jarak dekat dan menguasai detail rumah.  jangan heran jikalau jaman sekarang cowok tidak  bisa menemukan jikalau mencari kaos kaki dirumahnya. Berbeda dengan otak cewek tidak terprogram untuk navigasi jarak jauh. Hal ini menjadi wajar ketika cewek kebingungan menentukan arah  ketika membuka peta di ponsel mereka. Konflik hubungan emosional cewek cowok semakin runyam setelah cowok kemudian mengklaim sebagai penguasa rumah. Padahal secara faktual, kontribusi cewek di rumah jauh di atas kontribusi cowok bahkan berkebalikan.

Keruwetan manusia sekarang ini karena perhatiannya terlalu terpusat pada cinta romantis. Hal ini memang nyata ada dan sulit disadari secara rasional karena dikendalikan oleh kerja otak emosional. Memahami cara kerja otak budak cinta ini mungkin akan sedikit membantu memberikan penjelasan yang konkrit dalam ranah sains modern.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun