Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Berusaha dan Berpasrah Diri", Kunci Meraih Kesuksesan

24 Agustus 2018   18:53 Diperbarui: 24 Agustus 2018   19:47 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesuksesan berawal dari diri yang berusaha dan menerima. #MHF.

Orang yang sukses adalah mereka yang mampu mendefinisikan apa itu kesuksesan dan bagaimana bisa menghadirkan makna kesuskesan bagi diri mereka sendiri dan sekitarnya. 

Mungkin banyak orang memiliki arti kesuksesan, bisa saja mengartikan dengan mendapatkan sesuatu atau bahkan proses memperoleh kesuksesan itu sendiri. Masyarakat menilai kesuksesan dari apa yang nampak oleh panca indera, walaupun kebanyakan mengecoh dan terkesan memaksakan hal tersebut.

Kesuksesan itu jikalau sudah diterima sebagai pegawai kantor, sukses itu jika bisa membeli properti atau membeli kendaraan terbaru. Sejatinya kesuksesan adalah ketika memberi kepada orang lain, berbagai apa yang kita miliki. Kiranya bisa memberi senyuman kecil di setiap perjumpaan. Kadang kitanya yang malah menyempitkan makna kesuksesan.

Menghadapi Hari dengan Perencanaan.

Setiap hari kita memiliki tantangan yang terus dihadapi, tidak akan berhenti dalam satu titik, namun ia ibarat garis lurus yang tidak memiliki ujung. Raga dan pikiran akan selalu dikerahkan untuk melewati hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun. Tantangan silih berganti tak memiliki rasa ampun untuk terus menghampiri, terkadang batin saya ingin misuh terserah misuh sama siapa, menyalahkan diri yang tidak bisa berkembang malah tak jarang jalan di tempat- tak memiliki progress yang baik.

Tantangan bisa muncul dari diri sendiri atau pribadi lain. Ketika tantangan datang dari luar diri, kita bisa dengan cermat menghilangkan atau menguasai satu tantangan tadi. Namun ketika tantangan malah datang dari sendiri, hal tersebut nampak akan lebih berat menghilangkannya. Harus melawan sesuatu yang tidak baik yang bersumber dari diri subjek.

Tantangan bisa berbentuk ketidakmampuan menguasai satu keahlian atau emosional diri yang sering tidak terkontrol semisal terlalu mengkhwatirkan sesuatu yang masih di depan kehidupan kita. Istilahnya terlalu meragukan ketetapan yang telah diberikan Yang Maha Memberi dan Mengasihi hamba- Nya.

Tantangan yang kita hadapi seringnya memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, bisa merugikan atau memberi manfaat bagi empunya dengan syarat ia bisa menguasainya. Tantangan bisa datang kapan saja dan kepada siapa, seringnya ia tidak memberi ruang kesempatan, makanya dari sekarang utamakan persiapan diri.

Menentukan Pilihan

Ibarat orang yang tengah di persimpangan, jika sebelumnya keraguan merasuki untuk mengambil jalan mana yang ia pilih, mungkin dengan berhenti sejenak dan berpikir akan memberikan nafas baru untuk berjalan. Terserah jalan mana yang ia pilih, karena itu semua akan menjadi tanggungjawab nantinya.

Beberapa hari  ini, saya disibukkan dengan memilih sesuatu. Memilih untuk bermukim, entah di pondok atau kost. Semua tempat mempunyai kebaikan masing- masing, sebelumnya aku berniatan di pondok namun entah rasa batin saya tidak enak, ya tahu pondok itu baik, ada ngajinya dan ada yang lain juga. Kamu tahu kan jika sesuatu yang tidak disukai dipaksakan, bukan kebaikan yang ada malah memaksakan diri. Kedua, memilih kost dengan teman sekelas, semoga saja ini menjadi awal baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun