Mohon tunggu...
Hariman A. Pattianakotta
Hariman A. Pattianakotta Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penyuka musik

Bekerja sebagai Pendeta dan pengajar di UK. Maranatha

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Buruk Rupa Pelayanan Kesehatan di SBB: Ayo Benahi

18 Mei 2021   21:40 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam catatan saya sebelumnya, telah diangkat potret buram pemerintahan di Seram Bagian Barat (SBB) yang abai mewujudkan pemerintahan negeri adat yang definitif; juga bisa dikatakan gagal mendorong pengembangan dusun dan desa. Saya juga telah menawarkan sedikit gagasan untuk pembaruan terkait hal tersebut.

Kritik memang sudah seyogianya disertai masukan untuk pembaruan. Sebab, tiada maksud untuk menjatuhkan siapa pun. Sebaiknya, kami mau mendorong agar pemerintah daerah SBB dapat melakukan pembaruan dan perbaikan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Kali ini saya ingin mengangkat potret buram pelayanan kesehatan di SBB.

Dari Kematian Ibu Hamil sampai Bocah Kurang Gizi

Dalam beberapa waktu belakangan, media online di Maluku mengangkat beberapa kasus terkait pelayanan kesehatan di SBB, seperti bocah yang yang kekurangan gizi di dusun Olas sampai kematian beberapa ibu hamil di desa Niniari. 

Pemberitaan media online tersebut memperlihatkan lemahnya sistem layanan kesehatan di kabupaten yang dipimpin oleh Yasin Payapo. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, kurangnya infrastruktur puskesmas pembantu di SBB. Padahal, puskesmas, seperti yang digagas oleh Johannes Leimena, merupakan ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat. 

Kedua, kurangnya tenaga kesehatan, seperti manteri, perawat dan bidan di puskesmas. Bahkan, di banyak puskesmas pembantu, tidak ada tenaga kesehatan yang selalu siap sedia. Apalagi di daerah-daerah pegunungan di SBB. 

Ketiga, kenyataan di atas kian diperparah dengan akses jalan yang jauh dari kondisi baik, sehingga pertolongan bagi yang sakit menjadi terhambat dan terlambat.

Karena itu, tidak heran kalau ditemui banyak kasus kematian ibu hamil, kematian bayi, dan kasus anak kurang gizi di SBB. Menurut saya, kasus kurang gizi yang terjadi di dusun Olas, negeri Lokki, merupakan fenomena gunung es. Informasi dari beberapa relawan yang melakukan pelayanan di kawasan-kawasan pegunungan yang terpencil menyebutkan kasus serupa. Bahkan, ada juga penduduk yang mengidap penyakit kusta. Mereka hidup dengan tidak sehat, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan.

RS Umum dan Pelayanan BPJS Yang Buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun