Saya suka sekali dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Shin Tae Yong (STY) pelatih Tim Nasional (TIMNAS U23) Indonesia yang sangat akurat menggambarkan kondisi persepakbolaan di Indonesia.
Saya mencoba mendalami apa yang di maksud STY dengan pernyataan bahwa:"SEPAK BOLA INDONESIA TIDAK BIASA!"
Beberapa hal yang tidak biasa, anomali, kontradiktif terkait kondisi persepakbolaan Indonesia dapat digambarkan dari fenomena-fenomena berikut ini:
Pertama dari sisi potensi penduduk, Dari sekitar 270-280 juta penduduk indonesia apakah begitu sulit membangun anggota TIMNAS yang berjumlah disekitaran 28 pemain untuk satu tim. Rasanya bila dilihat dari rasio numerik mencari 1 orang pemain terbaik di satu posisi dari 10 juta  penduduk  tidak lah begitu sulit. Tapi nyatanya begitu lama persebakbolaan Indonesia tenggelam dan tak banyak bicara bahkan dalam level regional Asia Tenggara saja.
Mungkin perbandingan ini tidak terlalu tepat, karena harus di bandingkan menurut kelompok umurnya. Tetapi menurut perkiraan kasar saja kira-kira ada 5 juta penduduk Indonesia yang ada di usia tertentu. misala usia 23 tahun ada 5 jutaan, usia 22 tahun ada sekitar 5 jutaan. jadi pendekatan rata-rata yang umum digunakan, menurut saya masih "underestimated"dari keadaan di lapangan. Ini juga berimplikasi bahwa jumlah satu banding sepuluh juta masih terlalu kecil dari potensi dan keadaan sebenarnya.Â
Kedua, Sepak bola adalah olahraga yang sangat diminati di Indonesia selain badminton yang punya tempat sendiri dihati rakyat Indonesia. Menurut angka statistik yang tidak resmi, kira-kira dari 10 orang terdapat 8 orang yang punya minat terhadap SEPAK BOLA. Ini artinya sekitar 80 persen penduduk Indonesia sangat akrab dengan olah raga yang satu ini.Â
Bila ada siaran langsung sepak bola, rating televisi akan tinggi biasanya. Bahkan siaran langsung LIGA 1 saja tetap ada pemirsa yang cukup baik dari sisi jumlah. Kehadiran penonton yang hadir langsung untuk menyemangati tim idolanya tergolong banyak.
Ketiga, meskipun minim prestasi, pecinta sepak bola di Indonesia tidak pernah kehilangan asa. Mereka tetap sabar, mendukung, berdoa agar prestasi sepakbola Indonesia perlahan bangkit. Hal ini dapat kita lihat, bahkan dalam laga-laga persahabatan dan ujicoba dengan negara lain stadion selalu penuh penonton. Pada event-event tak resmi FIFA sekalipun antusias masyarakata tetap tinggi untuk mengikuti setiap pertandingan TIMNAS.
Keempat, prestasi sepakbola Indonesia tergolong sangat baik pada level anak-anak. Kerap kali Tim sepak bola Indonesia angkat bicara pada gelaran DANONE CUP, ajang kompetisi sepakbola anak tingkat dunia. Tim Indonesia mampu bersaing dan menang dengan tim-tim dengan budaya sepakbola yang kuat seperti Amerika Latin, Eropa, dll.
Persoalannya adalah pembinaan lanjutan dari bibit bibit hebat ini. Tidak ada pembinaan berjenjang dan kompetisi rutin dan berkualitas di kelompok umur selanjutnya yang membuat prestasi anak-anak hebat ini terhenti di tengah jalan. Apa jalan satu-satunya harus melalui pengembangan dan pembinaan di akademi sepakbola di Eropa dan sekitarnya untuk terus tumbuh berkelanjutan? Apakah ekosistem pembinaan sepakbola di Indonesia yang belum berkembang? ini juga perlu di carikan solusinya!