Mohon tunggu...
Hari Widiyanto
Hari Widiyanto Mohon Tunggu... -

Suka menulis fiksi dan non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Program Seksi Penyelamat Petani yang Sepi Publikasi

8 Maret 2017   08:37 Diperbarui: 9 Maret 2017   10:00 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RMU (Rice Mill Unit) Gapoktan LDPM Sri Martani

Jika panen rendhengan April 2014 mencapai 10-11 ton Gkp (gabah kering panen)  per hektar dengan harga jual per kilo gram Rp. 4.200, panen rendengan Maret-April 2017 mengalami penurunan. Wasimun, Ketua Gapoktan Sri Martani, desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, menjelaskan bahwa penurunan panen karena serangan hama beluk.

Hama ini muncul karena tanaman padi sering diguyur curah hujan tinggi berkepanjangan. Tanaman padi jadi sering tergenang air hujan terlalu lama saat sudah tidak begitu butuh air.   Hama beluk menyebabkan malai padi berwarna putih, malai jadi hasilkan banyak gabah gabug. Walaupun gabah terlihat banyak, jika ditimbang sangat enteng karena   rendemennya rendah.

“Kalau tidak terkena serangan hama beluk, panen varietas HT Logawa pilihan tanam 85 persen anggota Gapoktan Sri Martani bisa hasilkan 9 ton per hektar Gkp,” kata Wasimun dengan sedih. Untuk panen rendengan ini, Wasimun sangat pesimis seluruh anggota Gapoktan bisa panen 6 ton Gkp per hektar.  “Padahal, jika tidak terkena serangan beluk, 1 kwintal Gkp varietas HT Logawa  bisa hasilkan  67-70 kg beras. Akibat hama beluk, jadi susut 4,1-4,2 kg beras. Bisa dibayangkan, berapa kerugian para petani anggota Gapoktan.” Rasa pesimistis Wasimun makin bertambah, karena Bulog kali ini tidak membeli gabah petani varietas HT Logawa.

Untuk mengimbangi turunnya capaian panen, Wasimun berharap gabah panen anggota Gapoktan Sri Martani yang berjumlah sekitar 1688,4 ton gabah kering giling dibeli dengan harga Rp.4.500,- agar kerugian yang dialami petani makin kecil. Tetapi, Bulog untuk musim panen ini tidak membeli gabah varietas HT Logawa.

Wasimun, Ketua Gapoktan LDPM Sri Martani
Wasimun, Ketua Gapoktan LDPM Sri Martani
Beras varietas HT Logawaberas yang  berkualitas tidak begitu bagus. Jika dijadikkan nasi terasa pera. Lain halnya, jika para petani Gapoktan LPDM Srimartani menanam padi varietas premium, jika dijual langsung dalam kemasan 5 kg akan diminati banyak konsumen. Walaupun panen kali ini merosot terkena serangan hama beluk, tetapi resiko kerugiannya masih bisa diminimalkan dengan menjual beras premium langsung ke konsumen

“Tetapi kami akan mencoba membeli Gkp varietas HT Logawa anggota dan memproses untuk kami jual langsung dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp. 7.500,- per kg tanpa ongkos kirim. Hal ini kami coba, mengingat pangsa pasar beras varietas HT Logawa selalu ada walaupun tidak begitu besar, yaitu untuk kebutuhan bahan nasi goreng dan di warung-warung makan yang biasa membutuhkan,” tekad Wasimun.

Gapoktan Sri Martani telah bersertifikat LPDM (Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat) dari Kementerian Pertanian. Seperti Gapoktan bersertifikat LPDM lainnya, dua tahun lalu, Gapoktan ini telah menerima bantuan penguatan kelembagaan dari Kementan sebesar 225 juta rupiah. Oleh Gapoktan LPDM Srimartani, 40 juta rupiah digunakan untuk bikin gudang. Sisanya, sesuai pedoman umum, Gapoktan LDPM harus membeli Gkp  anggotanya, minimal sesuai dengan  harga Inpres tahiun ini sebesar Rp3.700. Dengan uang sisa sebesar 185 juta, hanya mampu menyerap 50 ton Gkp  anggota.

Kalau Gapoktan bersertifikat LPDM lainnya hanya mampu membeli gabah anggota dan menjual dalam betuk gabah, tetapi Gapoktan LPDM Sri Martani tidak. Gapoktan LDPM ini  mempunyai lantai jemur dan dan  Rice Mill Unit (RMU)bantuan KPw Bank Indonesia Purwokerto lewat Program Penguatan Ketahanan Pangan melalui LPDM. Karena mesinnya berkualitas tinggi, RMU ini tidak hasilkan beras yang pecah-pecah (menir).

Djoko Juniwarto Kepala Unit Pengembangan Ekonomi KPw Bank Indonesia Purwokerto yang dihubungi secara terpisah mengatakan, “Gapoktan LDPM Sri Martani telah sesuai dengan fungsinya yaitu membeli Gkp petani dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah). Musim panen lalu, Gapoktan LPDM Sri Martani membeli Gkp 20 ton HT Logawa dari anggota dengan  harga 4.200/Kg. Jadi, bagi petani anggota Gapoktan Sri Martani tak ada masalah dan tak rugi karena gabah panennya dibeli oleh Gapoktan LDPM Sri Martani. Walaupun akhirnya gabah tsb hanya laku dijual oleh Gapoktan LDPM seharga 3.800/kg. Kalau Gapoktan LDPM berfungsi dengan sangat bagus, tidak ada cerita harga gabah turun.”

“Apa yang dilakukan oleh Gapoktan LPDM Sri Martani sudah sangat membantu. Sebelum KPw Bank Indonesia Purwokerto memberi bantuan lantai jemur  dan RMU,Gapoktan LDPM ihanya jual tunda dan tunggu harga gabah bagus. Dengan adanya RMU maka bisa jual beras, dan daya serap gabah kering panen selama 3 bulan pasca panen bisa mencapai 300 ton. Akan tetapi yang jadi masalah, para petani Gapoktan Sri Martani sebagian besar tanam padi varietas HT Logawa,” imbuh Djoko Juniwarto.(hw)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun